Jakarta: Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan Kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) wajib memantau keseluruhan produksi Makan Bergizi Nasional (MBG). Mulai dari proses memasak, distribusi, mengecek harga di pasar, serta memberikan edukasi gizi.
"Karena itu kepala SPPG harus terlibat dan bertanggung jawab penuh dalam mengatur jam kerja timnya, baik dirinya sendiri, Akuntan, Ahli Gizi, maupun para relawan," kata Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 16 Desember 2025.
Nanik menjelaskan, yang bertugas pad shift pagi (08.00-09.00) ialah akuntan. Tugasnya yaitu mengecek pembelian bahan baku, mengecek harga dan kualitasnya dibantu relawan penerima bahan baku, sambil mengawasi pencucian ompreng yang telah dibawa pulang dari sekolah-sekolah penerima manfaat, dan penyimpanan bahan baku.
Selanjutnya, yang bertugas pada shift sore hingga malam yaitu Ahli Gizi. Ia bisa masuk dapur MBG mulai pukul 4 atau 5 setelah serah terima tanggung jawab dari Akuntan. Baca juga: Kepala BGN Klaim MBG Mampu Stabilkan Harga Pangan
Ahli gizi bertugas mengecek kembali bahan-bahan makanan apakah sudah sesuai rencana yang dibuat, mengecek kembali kualitas bahan, memantau pencucian, pemotongan dan penyiapan bahan sampai persiapan masak sekitar jam 1 sampai jam 2 malam.
Kepala SPPG mulai masuk pukul 1 atau 2 dini hari, setelah serah terima tanggung jawab dari Ahli Gizi. Sebagai kepala dapur MBG, Kepala SPPG bertanggung jawab penuh dalam proses yang paling krusial, yaitu proses memasak dan ditribusi.
Kepala SPPG harus mengawasi proses memasak. Memantau bahan sudah dimasak dengan benar, proses pemorsian, dan distribusi.
“Saya tahu kalau yang dikerjain selalu Ahli Gizi sampai pagi yang nungguin Ahli Gizi terkadang malah dibantu Akuntan," ujarnya.
Saat proses pendistribusian, Kepala SPPG juga harus memantau secara langsung ke sekolah-sekolah dan Posyandu. Selain memastikan pengiriman MBG ke sekolah-sekolah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita berlangsung dengan baik, menurut Nanik, Kepala SPPG juga harus tanggap jika terjadi masalah, dan selalu berkoordinasi dengan para pimpinan wilayah masing-masing.



