Lagi, Tumpukan Sampah di Tangsel, Bagaimana Solusinya? 

kompas.id
15 jam lalu
Cover Berita
Dari artikel ini, pembaca bisa mengetahui tentang:
  1. Mengapa sampah sampai tertumpuk di jalanan kota Tangerang Selatan?
  2. Sudah berapa kali kasus seperti ini terjadi?
  3. Mengapa TPA Cipeucang ditutup sementara?
  4. Apa yang dilakukan pemerintah?
  5. Bagaimana agar tumpukan sampah ini tak terjadi lagi?

1. Mengapa sampah sampai tertumpuk di jalanan Kota Tangerang Selatan?

Sampah menumpuk di banyak tempat di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, beberapa hari terakhir. Penumpukan terjadi imbas berhentinya pengangkutan sampah seiring penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Cipeucang.

Tumpukan sampah, antara lain, terpantau di depan Pasar Cimanggis, median Jalan RE Martadinata, sepanjang Jalan Dewi Sartika, di Jalan Ir Haji Juanda, Jalan Raya Serpong, hingga Jalan Ki Hajar Dewantara. Sampah rumah tangga juga menggunung di bawah jembatan layang Ciputat serta beberapa lokasi lain di kota ini.

Pada Minggu (14/12/2025), petugas menutup sampah di bawah jembatan layang Ciputat dengan terpal. Hal itu dilakukan agar warga tidak lagi membuang sampah di bawah jembatan itu.

Namun, penutupan ini tak menyelesaikan masalah karena bau sampah tetap menyengat. Air lindi pun mengalir ke jalan dan muncul belatung dari tumpukan sampah tersebut.

Selain di lokasi tersebut, sampah juga menumpuk di dekat rumah-rumah warga di Pondok Aren. Penyebabnya sama, yakni tidak ada pengangkutan sampah.

Selain risiko kesehatan, penumpukan sampah juga mengganggu aktivitas warga. Pedagang kesulitan berjualan, pengendara terganggu mobilitasnya, dan anak-anak yang berangkat sekolah harus melewati jalan penuh sampah.

Baca JugaTangerang Selatan Darurat Sampah
2. Sudah berapa kali kasus seperti ini terjadi?

Persoalan sampah yang karut-marut sudah bertahun-tahun dirasakan warga Tangsel. Pada 22 Mei 2020, turap penahan di TPA Cipeucang jebol sehingga sampah tumpah ke Sungai Cisadane yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi pengelolaan sampah. Ini mengakibatkan banjir yang mengganggu warga di sekitar TPA Cipeucang.

Pada 2023, warga Pondok Ranji, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, mengeluhkan aktivitas pembuangan dan pembakaran sampah yang menimbulkan bau tidak sedap serta asap yang mengganggu pernapasan.

Pada tahun yang sama, warga RT 006 RW 004 Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Tangsel, juga kesulitan air bersih. Udara segar pun tercemar oleh sampah setinggi bangunan lima lantai yang dibuang di lingkungannya.

Pada April 2025, tumpukan sampah di sekitar Jalan Otista Raya, kawasan Pasar Cimanggis, Ciputat, menggunung hampir 2 meter selama beberapa hari. Gunungan sampah itu tidak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga meluber hingga memakan sepertiga badan jalan.

Pengolahan sampah bahkan dikorupsi oleh mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tangsel dan kroninya. Sampah yang diproduksi ternyata tak pernah diolah. Proyek senilai Rp 75 miliar lebih masuk ke kantong pribadi.

Menjelang akhir tahun 2025 ini, masalah serupa kembali berulang di berbagai titik kota. Selama beberapa hari terakhir, truk pengangkut sampah tidak dapat membuang sampah ke TPA Cipeucang. Alhasil, Tangsel kembali menghadapi tumpukan sampah di jalanan.

Baca JugaTPA Cipeucang Ditutup, Sampah Dibiarkan Menggunung
2. Mengapa TPA Cipeucang Ditutup Sementara?

TPA Cipeucang saat ini tengah menjalani perbaikan dan penataan konstruksi, khususnya pada area landfill 3 guna mencegah longsor dan memastikan keamanan jangka panjang. Oleh karena itu TPA ini ditutup sementara.

Tanda-tanda TPA Cipeucang penuh dengan gunungan sampah sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 2020. Tumpukan sampah menyebabkan turap penyangga TPA jebol. Longsoran sampah menyumbat saluran air dan menimbulkan banjir dan membuat warga protes.

Selama ini solusi yang ditawarkan pengelola TPA hanya mengeruk longsoran. Warga setempat ingin TPA ditutup dan volume sampah dikurangi. Dengan demikian, longsoran tidak akan berulang.

Akhirnya TPA Cipeucang pun ditutup sementara untuk diperbaiki. Penutupan TPA Cipeucang sebagai bagian dari perawatan dinilai perlu.

Tetapi, TPA Cipeucang menjadi satu-satunya tempat penampungan akhir untuk daerah Tangsel. Ketiadaan TPA dan sistem cadangan membuat pengelolaan sampah di Tangsel limbung setiap kali TPA itu ditutup untuk perawatan.

Di sisi lain, luasan tempat pembuangan sampah dengan pasokan sampah yang masuk di TPA itu juga tidak imbang. Tercatat lahan pembuangan sampah di TPA Cipeucang seluas 164,85 kilometer persegi, hanya bisa menampung 300-400 ton sampah per hari. Padahal, ada 1.000-an ton yang masuk per hari.

Sampah yang tak tertangani itu sebagian akhirnya dikelola mandiri oleh warga. Keberadaan pengelolaan sampah mandiri/ilegal menimbulkan persoalan lain.

Baca JugaTPA Cipeucang di Tangerang Selatan Nyaris Penuh
3. Apa yang saat ini dilakukan pemerintah daerah?

Pemkot Tangsel merapikan tumpukan sampah dan penyemprotan anti bau. Langkah ini merupakan upaya sementara untuk menangani tumpukan sampah yang muncul.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Bani Khosyatullah, menuturkan, penanganan sementara itu dilakukan sambil memastikan proses pengangkutan dan pengelolaan sampah berjalan optimal.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyebut, Pemerintah membuat terasering dan bronjong penahan serta memperbaiki jalan. ”Dalam waktu dekat sudah biasa diangkut lagi sampahnya,” kata Benyamin.

Menurutnya TPA Cipeucang landfill 3 sedang dalam perbaikan dan masih bisa menampung sampah. Ia menyatakan Desember ini perbaikan akan selesai.

Selain itu, Pemkot Tangsel berupaya memperpanjang operasional TPA Cipeucang dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan daerah tetangga untuk mengalihkan sebagian sampah ke TPA Bangkonol di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Pemkot Tangsel juga membatasi volume sampah yang masuk ke TPA Cipeucang serta merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah sebagai solusi jangka panjang.

Benyamin menambahkan, program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tangsel sudah diajukan. Namun, saat ini, program itu masih menunggu tahapan berikutnya dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Pembenahan sistem dan penguatan kesadaran lingkungan di masyarakat juga dilakukan.

Baca JugaLahan Pembuangan Sampah di Tangsel Kritis
4 Bagaimana agar tumpukan sampah ini tak lagi terjadi?

Meskipun sudah ada upaya penyemprotan dengan obat penghilang bau sampah, bau busuk sampah tak kunjung hilang, apalagi saat musim hujan.

Warga mengharapkan Pemkot Tangsel memiliki langkah antisipasi ketika TPA Cipeucang terganggu operasionalnya. Contohnya, menyiapkan jalur atau lokasi pembuangan sementara agar truk sampah tetap bisa beroperasi meskipun TPA sedang ditutup.

Program memilah sampah dari rumah dan bank sampah juga perlu terus didorong. Ini agar volume sampah yang masuk ke TPA Cipeucang berkurang.

Hal yang lebih penting adalah Pemkot Tangsel harus transparan dan bersungguh-sungguh dalam mengelola sampah. Tidak ada celah untuk korupsi.

Baca JugaSampah, Bom Waktu yang Hantui Tangerang Selatan

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pilah-Pilih Aki yang Bagus Buat Honda BeAT
• 9 jam lalumedcom.id
thumb
Momen Unik! Ibu Hamil Minta Prabowo Elus Perutnya di RSUD Koja
• 1 jam laluokezone.com
thumb
Terungkap! Penembak Massal di Pantai Bondi Pernah ke Filipina Sebelum Melancarkan Serangan Berdarah
• 5 jam laluerabaru.net
thumb
KPK Akan Periksa Plt Gubernur Riau SF Hariyanto usai Geledah Rumah Pribadi dan Rumdin
• 15 jam laluviva.co.id
thumb
4 Zodiak yang Paling Tidak Suka Dibohongi
• 15 jam lalubeautynesia.id
Berhasil disimpan.