FAJAR, MAKASSAR – Shin Tae-yong, mantan pelatih Timnas Indonesia, merasa bangga atas pencapaian Rizky Ridho, yang gol spektakulernya menjadi nominasi penghargaan The Best FIFA Football Awards 2025 atau Puskas Award.
“Saya membesarkannya dengan baik,” kata Shin Tae-yong atau STY setelah melihat cuplikan gol Rizky Ridho yang menjadi nominasi 11 gol terbaik Puskas Award.
“Gol Ridho itu indah,” kata STY. Namun, dia mengatakan, semua harus realistis apapun hasilnya nanti, sebab tidak mudah menjadi pemenang Puskas Award.
Pemenang Puskas Award akan diumumkan serangkaian dengan ajang penghargaan The Best FIFA Football Awards 2025 pada Rabu (17/12) 00.00 WIB di Fairmont Katara Hall.
STY menilai perkembangan Rizky Ridho luar biasa. Dia lalu mengenang, ketika Rizky Ridho masih bermain di kelompok umur, dia sebagai pelatih sering menegurnya.
“Rizky Ridho sering menembak bola, padahal dia adalah pemain bek,” katanya.
Namun, menurut STY, Rizky Ridho terus berkembang. Dan, dia bangga melihat Ridho yang kini telah menjadi pemain elite.
STY di Mata Rizky Ridho
Bagi Rizky Ridho, STY lebih dari sekedar seorang pelatih. STY juga bisa menjadi mentor, teman, panutan, bahkan orang tuanya sendirinya.
“Beliau mendorong saya melampaui batas, menanamkan kedisiplinan, membangun mental kuat dan membantu saya tumbuh menjadi pemain seperti sekarang,” kata Ridho melalui postingan Instagram.
Di tangan STY, Rizky Ridho berkembang hingga dikenal sebagai salah satu bek tangguh di Indonesia saat ini.
Debut Rizky Ridho di timnas senior adalah bermain penuh melawan Oman pada Maret 2021 saat dirinya berusia 19 tahun 6 bulan 8 hari dan masih membela Persebaya Surabaya.
Setelahnya, Ridho selalu menjadi pilihan utama Shin Tae-yong di barisan pertahanan Indonesia, meski Timnas kemudian kedatangan pemain-pemain belakang dari Eropa.
“Saya sangat menghargai setiap pelajaran dan kesempatan yang telah diberikan. Terima kasih atas kepercayaan, dorongan, dan dukungan yang tak pernah luntur,” katanya.
Terima Kasih untuk Masyarakat Indonesia
Nama Rizky Ridho yang merupakan kapten tim Persija Jakarta masuk dalam daftar 11 nominasi peraih Puskas Award berkat golnya ke gawang Arema Malang dalam pertandingan Liga Indonesia 9 Maret 2025.
Gol itu lahir dari aksi intersep di area pertahanan sendiri. Dia menggiring bola ke depan, dan saat melihat kiper terlalu maju, dia melepaskan tendangan spekulatif dari jarak hampir setengah lapangan. Bola meluncur sempurna ke gawang. Gol.
FIFA Puskas Award sudah di depan mata Rizky Ridho. Namun, dia merendah. “Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendukung saya,” katanya.
“Saya tidak memiliki ambisi khusus untuk meraih Puskas Award. Tapi, jika penghargaan itu memang rezeki saya, saya akan sangat bersyukur,” tambahnya.
FIFA memberikan Puskas Award untuk menghormati legenda Hungaria, Ferenc Puskas. Penghargaan ini pertama kali diberikan pada 2009 dan banyak pemain top dunia yang mendapatkannya, mulai dari Cristiano Ronaldo, Neymar, Zlatan Ibrahimovic, hingga Mohamed Salah.
Siapa saja pemain sepakbola yang pernah menerima FIFA Puskas Award?
Ini dia pemenang Puskas Award:
– 2009: Cristiano Ronaldo (Manchester United)
– 2010: Hamit Altıntop (Turki)
– 2011: Neymar (Santos)
– 2012: Miroslav Stoch (Fenerbahçe)
– 2013: Zlatan Ibrahimović (Swedia)
– 2014: James Rodriguez (Kolombia)
– 2015: Wendell Lira (Goianésia)
- 2016: Mohd Faiz Subri (Penang FC)
– 2017: Olivier Giroud (Arsenal)
– 2018: Mohamed Salah (Liverpool)
– 2019: Dániel Zsóri (Debrecen)
– 2020: Son Heung-min (Tottenham Hotspur)
– 2021: Erik Lamela (Tottenham Hotspur)
– 2022: Marcin Oleksy (Warta Poznan)
– 2023: Guilherme Madruga (Botafogo-SP)
– 2024: Alejandro Garnacho (Manchester United)
Yang menjadi pertanyaan, siapa pemenang FIFA Puskas Award 2025?
Pemain Persija Rizky Ridho berpeluang besar meraih penghargaan FIFA Puskas Award berkat dol spektakulernya dari jarak jauh.
Namun, Rizky Ridho masih harus bersaing dengan 10 pemain lainnya yang juga menorehkan gol yang sama-sama spektakuler. Di antara pesaing itu ada nama besar seperti Yamine Lamal (Barcelona) hingga Declan Rice (Arsenal).
FIFA menetapkan pemenang penghargaan dengan dua dasar, yakni voting pemungutan suara dan penilaian panel pemain legenda yang dibentuk FIFA, dengan perbandingan 50 persen.
FIFA menetapkan periode pemungutan suara dimulai 13 November dan ditutup pada 4 Desember 2025 pukul 05.59 WIB, dan hasilnya akan disampaikan dalam malam penghargaan The Best FIFA.
Namun, FIFA belum mengumumkan tanggal resmi penyelenggaraan acara tersebut.
Ini dia 11 nominator FIFA Puskas Award 2025
1. Allerandro: Vitoria vs Cruzeiro (19 Agustus 2024).
2. Allesandro Deiola: Cagliari vs Venezia (18 Mei 2025).
3. Pedro de la Vega: Cruz Azul vs Seattle Sounders (31 Juli 2025).
4. Santiago Montiel: Independiente vs Independiente Rivadavia (11 Mei 2025).
5. Amr Nasser: Al Ahly vs Pharco (17 April 2025).
6. Carlos Orrantia: Queretaro vs Atlas (16 April 2025).
7. Lucas Ribeiro: Mamelodi Sundowns vs Borussia Dortmund (21 Juni 2025).
8. Declan Rice: Arsenal vs Real Madrid (8 April 2025).
9. Rizky Ridho: Persija Jakarta vs Arema (9 Maret 2025).
10. Kevin Rodridgues: Kasimpasa vs Rizespor (9 Februari 2025).
11. Lamine Yamal: Espanyol vs Barcelona (15 Mei 2025)
Rizky Ridho yang kini berusia 24 tahun pernah diwawancarai oleh FIFA terkait nominasi Puskas Award.
Dia mengetahui informasi tersebut bukan dari lembaga resmi seperti klub atau bahkan agennya, tetapi dari orangtuanya.
“Saya menerima kabart itu subuh. Saya bangun buat ibadah, terus dikirimi pesan dari orang tua. Ada satu berita tentang saya masuk nomine Puskas. Saya kira awalnya hoaks atau apapun itu,” katanya
Rizky Ridho tidak terlalu mengubris informasi itu hingga ia kemudian kembali tidur. Namun, ketika dia bangun, kabar itu ternyata sudah seperti gempa.
“Beritanya sudah ramai di mana-mana. Saya kaget dan bersyukur. Saya tidak menyangka kalau gol saya [bakal sejauh ini,” ujarnya.
Rizky Ridho meng aku mencetak gol tersebut dalam kondisi pertandingan yang penuh tekanan. Persija bermain dengan sembilan pemain setelah mendapat dua kartu merah.
Ketika mendapatkan peluang, dia memutuskan untuk segera mengeksekusinya.
Saat itu, dia melakukan intersep dan berniat maju ke depan. Karena timnya kami kalah jumlah,.
Ketika melihat bola dalam posisi bebas dan kiper lawan sudah terlalu maju, dia kemudian menggunakan instingnya.
“Tadinya saya ingin menggiring bola lebih jauh ke depan, tetapi saya kurang percaya diri. Jadi ketika melihat kiper maju, saya memosisikan badan agar tendangan saya bisa tepat,” kenangnya.
Tendangan jarak jauh itu meluncur sempurna. Rizky Ridho baru sadar tnelah mencetak gol ketika pemain di bangku cadangan berteriak.
Cara Penilaian
Sistem perankingan FIFA mengacu pada hasil voting dari dua kubu juri, yakni dari fans seluruh dunia melalui voting terbuka dan dari panel FIFA Legends.
Setiap gol akan diberi poin. Gol terbaik diberi 13 poin, lalu 11 poin, 9 poin, dan seterusnya hingga 1 poin untuk gol yang dinilai paling rendah.
Hasil poin dari fans akan digabungkan dengan hasil poin dari FIFA Legends dengan persentase 50:50.
Bagaimana jika gol terbaik dengan poin tertinggi lebih dari satu? FIFA akan membedakan mereka berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.
Media Inggris Planet Football memberi penilaian rendah terhadap gol Rizky Ridho. Nestor Watchs dalam ulasannya mempertanyakan apakah tendangan jarak jauh Rizky Ridho layak bersaing dengan 10 gol lainnya yang masuk nominasi.
Media Inggris tersebut menganggap gol Rizky Ridho membosankan. Gol yang tercipta saat posisi kiper terlalu maju sudah sangat sering terjadi.
Nestor Watchs malah menyebut dirinya sudah mati rasa ketika melihat gol yang lahir dari tendangan jarak jauh di mana kiper dalam posisi yang terlalu maju.
Planet Football menyatakan lebih memberi nilai lebih pada pada gol akrobatik atau hasil dari aksi individu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Planet Football meremehkan gol Rizky Ridho dengan menempatkannya pada urutan ke-10 dari 11 nominasi.
Gol penyerang Barcelona, Lamine Yamal, ke gawang Espanyol, juga tidak diberi nilai tinggi dan hanya ditempatkan di urutan kesembilan.
Planet Football menilai gol Carlos Orrantia yang dinilai paling pantas meraih Puskas Award 2025.
Tentu saja, penilaian itu sangat subjektif. Dan, Planet Football maupun Nestor Watchs bukanlah juri. Juri sebenarnya adalah para fans yang memberikan suara lewat voting dan suara dari para FIFA Legends.*





