Kehilangan 24 Poin, Rupiah Parkir di Rp16.691/USD Hari Ini

metrotvnews.com
10 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini masih mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 16 Desember 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.691 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 24 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp16.667 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 24 poin, sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp16.691 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.667 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Di perdagangan hari ini, rentang pergerakan rupiah berada pada level Rp16.670 per USD hingga Rp16.697 per USD. Sementara year to date (ytd) return tercatat 3,47 persen.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.688 per USD. Rupiah melemah 24 poin atau setara 0,14 persen dari Rp16.664 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.693 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 24 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.669 per USD.
  Baca juga: Rupiah tak Berdaya saat Dolar AS Melempem   Pasar menanti data ekonomi AS
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen fokus pasar yang minggu ini sepenuhnya tertuju pada lebih banyak petunjuk tentang ekonomi AS, dimulai dengan data penggajian non-pertanian untuk November. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak tanda pendinginan di pasar tenaga kerja AS.

Data penggajian ini dirilis beberapa hari sebelum data inflasi indeks harga konsumen utama untuk November, yang akan dirilis Kamis, dan akan dipantau secara cermat untuk setiap tanda pendinginan inflasi.

"Kekuatan pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua pertimbangan terbesar The Fed untuk mengubah kebijakan, dengan bank sentral telah menegaskan kembali pendiriannya yang berbasis data dalam seminggu terakhir," jelas Ibrahim.

Kemudian, perundingan gencatan senjata yang dimediasi AS antara Rusia dan Ukraina, mengingat potensi berakhirnya konflik mereka akan membebaskan ekspor minyak Rusia. Para pejabat AS mengisyaratkan beberapa kemajuan dalam perundingan perdamaian, dengan Kyiv menawarkan untuk menghentikan aspirasinya untuk keluar dari aliansi militer NATO, yang merupakan poin utama perselisihan bagi Rusia. Washington juga menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina.

Namun, kesepakatan tentang konsesi teritorial, topik yang sangat sensitif bagi Ukraina, tetap sulit tercapai. Moskow juga memberikan sedikit indikasi langsung mereka terbuka untuk mengakhiri perang yang hampir berlangsung selama empat tahun.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
  ULN Indonesia capai Rp7.059,5 triliun 
Sementara itu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar USD423,9 miliar atau setara Rp7.059,5 triliun (kurs Rp16.653). Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan posisi ULN September 2025 sebesar USD425,6 miliar.

"Aliran modal asing meningkat karena kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia terus tumbuh," papar Ibrahim.

Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 0,3 persen (yoy) yang terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor publik. Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat sebesar USD210,5 miliar, atau secara tahunan tumbuh 4,7 persen (yoy).

Salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat 29,3 pesen pada Oktober 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,2 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Rabu besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.650 per USD hingga Rp16.690 per USD," jelas Ibrahim.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Donald Trump Gugat BBC atas Pencemaran Nama Baik, Tuntut Ganti Rugi Rp166 Triliun
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Zulhas: Indonesia stop impor, harga beras dunia turun
• 12 jam laluantaranews.com
thumb
Indef Nilai Bioenergi Punya Potensi Besar, tetapi Masih Ada Tantangan
• 6 jam lalubisnis.com
thumb
Kapolri Tindak Tegas Perusahaan Biang Kerok Banjir Sumatra
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
BRI Pastikan Restrukturisasi KUR Korban Banjir Sumatera Tak Pengaruhi Kinerja
• 6 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.