Pemprov Jateng Hentikan 2 Tambang Galian C di Sekitar Gunung Slamet

kumparan.com
11 jam lalu
Cover Berita

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah menghentikan dua aktivitas pertambangan di sekitar Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Agus Sugiharto, mengatakan dua tambang tersebut adalah tambang galian C di Desa Gendatapa, Kecamatan Sumbang, yang berjarak sekitar 9,8 kilometer dari kawasan Hutan Lindung Gunung Slamet.

Kegiatan pertambangan tersebut dihentikan sejak 15 Desember 2025. Lokasi tambang ini sempat viral di media sosial dan menuai kritik dari masyarakat.

"Memang jauh dari permukiman. Tetapi ada kegiatan tambang yang tidak memenuhi kondisi teknis, yaitu ada tebingan yang ketinggiannya lebih dari 6 meter. Padahal maksimal 6 meter dengan kajian teknis. Makanya kami terbitkan penghentian sementara," ujar Agus, Selasa (16/12).

Selain itu, aktivitas pertambangan lain yang dihentikan sementara adalah tambang batu granit di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng.

"PT (DBA) yang paling ramai (viral), berjarak sekitar 12,5 kilometer dari kawasan hutan Gunung Slamet dan statusnya kami hentikan sementara, sejak 4 November 2025 hingga 4 Januari 2026," jelasnya.

Ia menegaskan, kedua pemilik tambang tersebut wajib melakukan penataan dan perbaikan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Jika pelanggaran masih ditemukan, izin usaha pertambangan bisa dicabut.

"Khusus di Baseh, Pemprov Jawa Tengah akan mengusulkan pencabutan izin kepada Kementerian ESDM selaku pemberi izin jika tidak dilakukan penataan dan perbaikan," tegasnya.

Agus juga menegaskan tidak ada aktivitas pertambangan di kawasan lindung Gunung Slamet. Ia menyebutkan, lima titik tambang, termasuk di Gandatapa dan Baseh, berada cukup jauh dari kawasan hutan lindung.

"Yang berizin seluruhnya ada lima dan semuanya berada di luar kawasan zona lindung Gunung Slamet. Yang terdekat berjarak sekitar 9,8 kilometer. Dua sudah tidak beroperasi, dua kita hentikan sementara," imbuh Agus.

Ia juga meluruskan foto citra satelit yang disebut-sebut sebagai aktivitas tambang di lereng Gunung Slamet. Menurutnya, citra tersebut merupakan dokumentasi lama kegiatan eksplorasi panas bumi pada 2017–2018 dan kini telah direhabilitasi.

"Perusahaan sudah melakukan rehabilitasi karena tidak menemukan potensi panas bumi. Kita sudah cek sudah ada dilakukan reboisasi lagi," kata Agus.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tangguh di Cuaca Panas, Tim Triathlon Indonesia Sapu Bersih 3 Emas di SEA Games 2025!
• 7 jam lalumerahputih.com
thumb
Diterjang Cuaca Ekstrem, Nelayan di Pandeglang 2 Pekan Tak Melaut
• 7 jam laludetik.com
thumb
Kerugian Bencana di Solok Capai Rp1,3 T, Masa Darurat Diperpanjang
• 2 jam lalutvrinews.com
thumb
323 Dapur MBG Layani Korban Banjir di Sumut, Aceh dan Sumbar
• 17 jam lalurctiplus.com
thumb
Sentimen Positif Lokal Melawan Badai Global: RI Bertahan atau Tumbang?
• 21 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.