Cuaca ekstrem masih melanda wilayah Kabupaten Pandeglang dan sekitarnya. Akibatnya, para nelayan memilih untuk tidak pergi melaut selama dua pekan.
"Nggak bisa melaut karena cuaca ekstrem," kata seorang Nelayan asal Sumur, Ruyadinata, Selasa (16/12/2025).
Ruyadinata mengatakan kondisi ini sudah berlangsung selama dua pekan. Ia mengaku kehilangan pendapatan.
"Dampaknya susah buat menutupi kebutuhan sehari-hari," katanya.
Jika kondisi berlangsung lama, ia dan temannya akan tetap melaut meskipun cuaca tak bersahabat. Hal itu dilakukan agar kebutuhan keluarga terpenuhi.
"Bisa maksa kelaut," katanya.
Kepala Dinas Perikanan Pandeglang Uun Junandar membenarkan cuaca ekstrem masih melanda wilayah Pandeglang. Hal itu katanya, berdampak pada aktivitas nelayan.
"Iya bener banyak nelayan yang nggak melaut karena cuaca lagi ekstrem," katanya.
Uun mengklaim tidak diam melihat kondisi yang dialami nelayan. Menurutnya, pemerintah telah memberikan bantuan beras bagi nelayan yang terdampak.
"Upaya-upayanya kemarin kami sudah bagikan bantuan dari provinsi Banten berupa beras 10 kilogram untuk nelayan," katanya.
Uun melanjutkan bantuan itu belum dirasakan oleh seluruh nelayan. Menurutnya, hanya nelayan di Sumur, Labuan, Cikeusik, Panimbang dan Carita yang sudah mendapatkan bantuan.
"Memang belum tercover semua karena kita kan dapat bantuannya nggak semua dari provinsi juga. Cuman kabupaten Pandeglang yang paling besar," ucapnya.
Uun mengimbau kepada nelayan agar tidak memaksa melaut di tengah cuaca ekstrem. Hal itu dilakukan demi keselamatan.
"Untuk surat imbauan nanti kita buatkan di medsos dan kita bagikan juga ke tiap-tiap TPI surat imbaunnya," pungkasnya.
(azh/azh)


