Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mulai berinvestasi Bitcoin, langkah pertama adalah membuka akun di crypto exchange terpercaya yang terdaftar resmi dan diawasi oleh regulator. Per 10 Januari 2025, pengawasan dan regulasi aset Crypto resmi beralih dari Bappebti ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sesuai Peraturan Pemerintah yang mengatur mekanisme transisi industri Crypto. Selain legalitas, pastikan juga exchange yang dipilih memiliki sertifikasi ISO/IEC 27001 untuk menjamin keamanan dan perlindungan data pengguna.
Setelah itu, selesaikan proses verifikasi identitas (KYC) agar akun lebih aman, lalu lakukan deposit dana sesuai kebutuhan. Sebelum bertransaksi, pelajari dulu dasar-dasar analisis teknikal dan fundamental untuk membantu membaca pergerakan harga. Pemula disarankan memilih aset Crypto populer dengan likuiditas tinggi, serta memulai dengan nominal kecil guna meminimalkan risiko kerugian.
Artikel ini membahas cara investasi Bitcoin untuk pemula secara lengkap: mulai dari apa itu Bitcoin, kelebihan dan risiko, hingga langkah-langkah investasi praktis menggunakan aplikasi legal yang terdaftar di OJK dan Bappepti seperti Pluang.
Bagaimana Cara Investasi Bitcoin untuk Pemula?- Pilih aplikasi trading crypto legal – gunakan aplikasi terpercaya yang sudah teregulasi OJK dan Bappebti. Serta memiliki sertifikat ISO (ISO/IEC 27001) untuk memastikan proteksi data dari exchange crypto.
- Daftar & verifikasi akun (KYC) – unggah KTP/paspor, lakukan selfie, lalu tunggu verifikasi.
- Pengenalan & edukasi Investasi Bitcoin – sebelum benar-benar masuk ke pasar, pelajari istilah dasar seperti wallet, spot trading, dan leverage. Manfaatkan materi edukasi di Pluang seperti artikel, panduan, dan webinar agar lebih siap.
- Deposit dana – Setelah akun diverifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan deposit. Umumnya tersedia beberapa metode, seperti transfer bank lokal, e-wallet, atau virtual account, dengan nominal yang bisa disesuaikan mulai dari Rp 10 ribu.
- Pilih Aset Crypto Bitcoin – Masuk ke menu pasar, pilih pasangan BTC/IDR. Tentukan jumlah nominal rupiah yang ingin dibelikan Bitcoin. Karena 1 BTC = Rp1.5 miliar (per Desember 2025), pemula biasanya membeli dalam pecahan kecil, misalnya 0,0001 BTC.
- Analisis Pasar Sebelum Investasi - Lihat tren harga, berita terbaru, atau indikator teknikal.
- Terapkan Manajemen Risiko - Tentukan stop loss, target profit, dan jangan pakai seluruh modal.
- Mulai Investasi (Buy/Sell) & Pantau Posisi - Lakukan eksekusi order dan cek portofolio secara berkala.
Bitcoin adalah mata uang digital pertama yang diperkenalkan pada 2009 oleh sosok dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Tidak seperti mata uang konvensional, Bitcoin:
- Tidak dikendalikan bank atau otoritas tunggal.
- Transaksinya berlangsung secara peer-to-peer melalui jaringan blockchain.
- Tercatat secara transparan, tidak bisa dihapus, dan hampir mustahil dipalsukan.
Hingga 2025, lebih dari 19,6 juta BTC telah ditambang (93% dari total suplai maksimal 21 juta BTC). Keterbatasan suplai inilah yang membuat Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital” dan dianggap cocok sebagai aset simpanan jangka panjang.
Kelebihan & Resiko Investasi Bitcoin Kelebihan Investasi Bitcoin:- Likuiditas tinggi – Bitcoin diperdagangkan di hampir semua exchange dengan volume harian ratusan miliar dolar AS.
- Aset global – bisa dikirim lintas negara dalam hitungan menit dengan biaya lebih rendah dibanding transfer bank.
- Potensi imbal hasil tinggi – harga Bitcoin pernah naik lebih dari 300% hanya dalam dua tahun terakhir.
- Akses mudah – di aplikasi seperti Pluang, investasi Bitcoin bisa dimulai dengan modal kecil, cukup Rp10.000.
- Diversifikasi portofolio – banyak investor institusi menempatkan sebagian aset mereka di Bitcoin untuk tujuan diversifikasi portofolio.
- Lindung Nilai Dari Inflasi - Bitcoin memiliki suplai terbatas hanya 21 juta koin. Karena sifat deflasi dan kelangkaannya, BTC dijadikan sebagai aset yang nilainya cenderung terjaga dalam jangka panjang.
- Harga yang volatil – Bitcoin dianggap volatile karena harganya bisa naik-turun sangat tajam dalam waktu singkat.
- Risiko keamanan – peretasan exchange atau pencurian aset masih terjadi, meski makin jarang di platform resmi.
- Potensi penipuan – skema Ponzi, ICO bodong, atau exchange abal-abal masih banyak bermunculan.
- Irreversible transaction – salah transfer atau kehilangan private key bisa membuat BTC hilang selamanya.
- Regulasi ketat – setiap negara bisa punya aturan berbeda soal pajak atau izin.
Karena itu, pemula disarankan mulai kecil, pilih platform legal, dan gunakan fitur keamanan ekstra.
Tips Sukses Investasi Bitcoin untuk Pemula- Gunakan strategi DCA (Dollar-Cost Averaging) – beli BTC secara rutin (mingguan/bulanan) dalam jumlah tetap.
- Buy the dips – tambah alokasi saat harga terkoreksi, asalkan sesuai strategi jangka panjang.
- Diversifikasi portofolio – jangan hanya Bitcoin, sisihkan sebagian ke ETH atau aset konvensional lainnya seperti saham Indonesia, saham AS, ETF, reksa dana sampai emas.
- Manajemen risiko – alokasikan maksimal 5–15% dari total portofolio ke Crypto.
- Hindari FOMO – jangan beli hanya karena hype media sosial.
Menurut Jason Gozali, Head of Research Pluang, Bitcoin kini lebih matang seiring meluasnya adopsi dari ritel hingga institusi dan negara. Pasar menjadi lebih dalam, dan volatilitas lebih terkendali dibandingkan era pra institusi. Namun, Bitcoin tetap aset high risk high return. Oleh karena itu, Pluang menekankan disiplin manajemen risiko: gunakan dana siap rugi (uang dingin), hindari uang darurat (uang panas), dan sesuaikan alokasi dengan profil risiko serta tujuan investasi.
Investasi Bitcoin adalah peluang menarik bagi pemula yang ingin merasakan aset digital global. Dengan modal kecil, bahkan Rp10 ribu, kamu sudah bisa membeli pecahan BTC di aplikasi legal yang telah terdaftar di OJK dan Bappebti, serta sudah memiliki sertifikasi ISO/IEC 27001 seperti Pluang.




