Laporan “Climate Change and Energy in the Indonesian Mind” dari Universitas Yale, Amerika Serikat (AS) memperlihatkan ada 86% masyarakat Indonesia yang meyakini perubahan iklim sedang terjadi. Sebanyak 83% di antaranya merasa cemas terhadap dampaknya, termasuk 33% yang merasa sangat cemas.
Studi tersebut dilakukan oleh Yale Program on Climate Change Communication, dengan mewawancarai 2.000 orang dewasa (18 tahun ke atas) pada 15 Juni - 17 Juli 2025 lalu.
Pada awalnya, studi menemukan 53% masyarakat Indonesia yang disurvei hanya mengetahui sedikit soal perubahan iklim. Bahkan 21% responden lainnya belum pernah mendengar sama sekali.
Usai diberikan penjelasan singkat mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap pola cuaca, lebih dari 80% responden meyakini fenomena tersebut tengah terjadi. Kecemasan ini memunculkan dukungan terhadap upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Masyarakat Indonesia sangat mendukung upaya menurunkan emisi karbon dan mempercepat pemanfaatan energi terbarukan secara nasional,” kata Peneliti Universitas Yale, Anthony Leiserowitz, dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (16/12).
Kepedulian atas dampak perubahan iklim juga terlihat dari besarnya dukungan terhadap pelarangan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara baru serta penutupan PLTU beroperasi. Sebanyak 79% responden menyatakan dukungan terhadap program tersebut.
Selain itu, 89% responden mendukung pemenuhan 100% kebutuhan listrik nasional dari sumber energi terbarukan pada 2040.
Dukungan juga diberikan pada berbagai kebijakan energi lainnya, seperti program nasional pelatihan kerja di industri energi terbarukan dan pembangunan jaringan transmisi listrik baru untuk menjangkau seluruh Indonesia.
Masyarakat pun memberi pandangan positif pada kebijakan penggunaan bahan bakar dengan campuran biodiesel 60% untuk mobil, truk, dan kendaraan lainnya serta pemberian subsidi pajak bagi kendaraan listrik.
“Sebanyak 56% masyarakat menilai, langkah terbaik mewujudkan masa depan yang sehat, aman, dan sejahtera bagi Indonesia adalah membiarkan sebagian besar batu bara tetap di dalam tanah,” tulis laporan tersebut.
Pemanfaatan Zakat dan Sedekah untuk Transisi EnergiStudi juga mengemukakan, mayoritas Muslim di Indonesia (79%) mendukung pemanfaatan dana zakat dan sedekah untuk mendukung transisi nasional menuju energi terbarukan.
“Survei ini menyoroti besarnya potensi filantropi Islam sebagai kekuatan mendorong perubahan, sejalan dengan nilai kebaikan dan keberlanjutan yang diyakini masyarakat,” kata Direktur Negara Indonesia di Purpose, Longgena Ginting.
Menurutnya, survei ini menjadi momentum penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bekerja sama memperluas solusi energi bersih yang adil dan inklusif.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5174316/original/035879800_1742914646-Timnas_Indonesia_vs_Bahrain-3.jpg)


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F09%2F19%2Fb8af303cd5543388ca5f1857ca313ecc-20250919ron27.jpg)
