Say No to Fast Fashion! Etika di Balik Estetika dalam Busana yang Bertanggung Jawab

kompas.com
12 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com- Fashion style merupakan salah satu aspek yang paling diperhatikan oleh banyak orang, termasuk Gen Z.

Tren ‘outfit check’ yang sangat hype di kalangan Gen Z merupakan salah satu faktor yang mendorong banyak orang untuk berlomba-lomba agar memiliki look yang unik sesuai dengan gaya fashion mereka.

Saat ini banyak bermunculan istilah-istilah yang menggambarkan outfit look seseorang. Misalnya, istilah ‘cewek kue’ yang disebutkan untuk perempuan dengan outfit berwarna cerah pastel, girly look yang terkesan cute.

Sebaliknya, ada juga outfit ‘skena’ menampilkan look yang bermain dengan dark color seperti hitam, coklat, abu-abu, dan sebagainya. Dengan memakai pakaian yang oversize sebagai ciri khasnya.

Baca juga: Kurangi Sampah “Fast Fashion” lewat Gerakan Barter Pakaian

Sebagai generasi yang melek banget soal fashion, kalian juga harus aware dalam hal memilih sebuah pakaian nih, bestie! Karena dari outfit yang kita gunakan mempunyai dampak untuk lingkungan dan bumi kita.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=eksternal, fast fashion, povgenz, bahaya fast fashion, slow fashion adalah, bahaya fast fashion bagi lingkungan&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNi8xODAwMDAzMS9zYXktbm8tdG8tZmFzdC1mYXNoaW9uLWV0aWthLWRpLWJhbGlrLWVzdGV0aWthLWRhbGFtLWJ1c2FuYS15YW5nLWJlcnRhbmdndW5n&q=Say No to Fast Fashion! Etika di Balik Estetika dalam Busana yang Bertanggung Jawab§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Pasti kalian udah gak asing kan sama istilah fast fashion? Buat yang belum tau, fast fashion sendiri merupakan industri yang memproduksi pakaian dengan sangat cepat, dalam skala besar, dan berusaha mengejar model pakaian yang sedang tren.

Saat ini banyak yang terjebak dengan fast fashion dikarenakan harganya yang terjangkau, namun tetap bisa memakai outfit yang trendy.

Baca juga: Dari Fast Fashion ke Slow Fashion, Cara Bijak Kurangi Sampah Pakaian

Namun, masih banyak brand yang mempunyai awareness dalam kepedulian terhadap lingkungan dan bumi kita ini. Salah satunya adalah brand lokal Sejauh Mata Memandang.

Chitra Subyakto sebagai owner sekaligus desainer dari Sejauh Mata Memandang memfokuskan brand ini sebagai brand fashion yang berkelanjutan. Tidak hanya stylist, tetapi juga berusaha untuk meminimalisirkan limbah dan polusi dari produk pakaiannya.

“Pada waktu itu di 2019 kita menyadari, 2019-2020 bahwa ternyata bumi tidak baik-baik saja. Dan gimana caranya supaya kita bisa tetap membuat sebuah usaha, tapi usahanya
itu juga bertanggung jawab. Jadi kita gak meninggalkan atau gak membuat sampah”, kata Chitra.

Baca juga: 3 Dampak Buruk Fast Fashion terhadap Lingkungan

Funfact! Dalam setiap pembelian satu produk Sejauh Mata Memandang akan ditanamkan pohon di Leuser, Aceh lohh guyss, kereennn banget yaa.

Selain bisa tampil modis, kita juga membawa dampak baik bagi alam. Perfect combo!

“Kita bekerja sama dengan Yayasan Haka dan Forum Konservasi Leuser di Aceh. Itu kita udah berjalannya cukup lama ya, mungkin sekitar lima tahun. Udah tinggi-tinggi (pohonnya), udah ada burung-burung yang berdaya di situ, ada orang utan udah mulai lewat-lewat”, kata Chitra.

Dalam memproduksi produknya, tentu saja Chitra juga menggandeng para pengrajin lokal dari berbagai daerah.

Baca juga: Lawan Fast Fashion, Ini 4 Langkah Terapkan Slow Fashion

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Lalu, ia membuat media sosial @studiosejauh untuk membuat postingan hasil karya dari para pengrajin tersebut agar juga dikenal oleh desainer atau brand lainnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Daftar Film Horor Indonesia Paling Laris, Ada yang Tembus 10 Juta Penonton!
• 21 jam lalumedcom.id
thumb
Mempertanyakan Klaim Shin Tae-yong Benarkah Asnawi Kapten Utama Timnas
• 21 jam laluviva.co.id
thumb
Segmentasi Kedelai Lokal dan Impor Kunci Ketahanan Pangan Nasional
• 23 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Hore! Diskon Tarif 20% Berlaku di 2 Ruas Tol Trans Sumatra Jelang Nataru
• 10 jam lalubisnis.com
thumb
Terdakwa Kasus Korupsi LPEI Jimmy Marsin Kecewa Divonis 8 Tahun Penjara
• 4 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.