JAKARTA, DISWAY.ID - Para pengupas kerang di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara terpaksa harus berutang ke bank emok atau bank keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penghasilan yang rata-rata hanya berkisar Rp35 ribu per hari, membuat pengupas cangkang kerang ijo harus memutar otak agar dapur tetap ngebul.
BACA JUGA:Menteri PPPA Soroti Pengupas Kerang, Gelar Aksi Sosial di Muara Angke
BACA JUGA:Buntut Patok Biaya Les Rp250 Ribu, Wali Murid di SDN Pajeleran 01 Cibinong Protes Keras
Diperparah, suami dari pengupas kerang yang kebanyakan nelayan, sudah jarang melaut dampak cuaca buruk. Sehingga mereka harus menanggung seluruh beban ekonomi keluarga.
Solusi paling gampang untuk menambal kebutuhan ialah dengan meminjam uang ke bank emok.
Urusan bunga selangit itu belakangan. Yang terpenting bagi mereka, kebutuhan dasar sehari-hari terpenuhi.
Saat ditemui pada kegiatan Bakti Sosial yang digagas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), salah satu pengupas kerang, Arti Astati (40) mengatakan, banyak dari rekannya yang ingin lepas dari jeratan utang bank emok.
BACA JUGA:Bangkitkan Kepercayaan Publik, ASDP Raih Predikat Informatif KIP 2025 dengan Skor 94,92
Selain bunganya yang mencekik, banyak dari mereka yang harus kucing-kucingan dengan penagih utang karena tidak punya uang untuk membayar cicilan.
Tak jarang para pengupas kerang yang cicilannya tersendat terlibat cekcok dengan para penagih utang.
Terpaksa mereka harus 'gali lobang tutup lobang' yakni meminjam uang ke bank emok lainya untuk melunasi utang di bank emok sebelumnya.
"Bank Harian, Mingguan, yang tiap hari datang dilihatnya hilir mudik. Ibu selalu pantau," kata Arti saat ditemui di Pelabuhan Muara Angke pada Selasa, 16 Desember 2025.
BACA JUGA:Gubernur Pramono Tinjau Lokasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Pastikan Penataan Lokasi Sementara Rampung 5 Hari
Arti yang sudah 25 tahun menjalani pekerjaan sebagai pengupas kerang mengaku sudah jengah dengan hal itu.
- 1
- 2
- »




