Kementerian Agama (Kemenag) mencatat ada sebanyak 226 pesantren terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, dengan tingkat kerusakan bervariasi.
Saat ini, sebagian besar pesantren masih dalam proses pembersihan material lumpur, sementara aktivitas di pesantren yang rusak parah diliburkan.
“Kementerian Agama melalui Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag sudah melakukan pemetaan yang mana rusak berat, sedang, dan ringan,” ujar Basnang Said Direktur Jenderal Pesantren Kemenag dilansir dari Antara, Selasa (16/12/2025).
Basnang melanjutkan, pesantren-pesantren yang terdampak masih dalam proses pembersihan dari material lumpur. Sedangkan aktivitas di pesantren yang mengalami kerusakan parah diliburkan hingga situasi kembali aman.
Kendati demikian, Basnang menjamin santri-santri yang terdampak tetap mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari pengasuh pesantren.
“Nanti pada saatnya setelah tepat, lumpur-lumpurnya sudah dinaikkan tanah-tanahnya, nanti akan kembali dilaksanakan pembelajaran,” ucapnya.
Di sisi lain, Kemenag telah menyalurkan bantuan hingga Rp3 miliar untuk ratusan pesantren tersebut. Dana itu dipergunakan untuk pemulihan sarana-prasarana. Lalu, pesantren yang rusak berat akan mendapat bantuan pembangunan.
“Untuk pemulihan, nanti termasuk kemudian biaya untuk mengangkat lumpurnya, seperti apa. Tapi sampai pembangunannya nanti kita planning-kan di tahun 2026,” tandasnya. (ant/saf/rid)




