Jakarta: Harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatat kenaikan tajam sepanjang 2025. Secara year to date, saham bank digital tersebut melonjak sekitar 170,64 persen, dari posisi Rp218 per lembar pada awal tahun menjadi Rp590 per lembar pada perdagangan terbaru. Meski demikian, lonjakan harga saham itu belum diikuti rencana aksi korporasi oleh manajemen.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono menyampaikan penguatan harga saham merupakan respons pasar terhadap perbaikan kinerja perseroan, khususnya keberhasilan kembali mencatatkan laba setelah melalui fase konsolidasi. Namun, ia menegaskan manajemen tetap berhati-hati dan tidak ingin terburu-buru merespons pergerakan saham dengan kebijakan jangka pendek.
"Kami tentu mengapresiasi kepercayaan pasar. Tapi fokus utama manajemen saat ini adalah memperkuat fundamental dan memastikan keberlanjutan kinerja, bukan mengejar sentimen jangka pendek," ujar Eri dalam Public Expose Tahunan BBYB, Selasa, 16 Desember 2025.
Kenaikan harga saham BBYB terjadi seiring kembalinya perseroan ke jalur profitabilitas pada 2025. Namun, manajemen menilai pencapaian tersebut masih merupakan tahap awal dari proses pemulihan, sehingga belum menjadi dasar untuk menyiapkan kebijakan seperti pembagian dividen atau aksi korporasi lainnya.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono. Foto: MTVN/Muhammad Adyatma Damardjati.
Baca Juga :
Sementara dari sisi struktur keuangan, perseroan masih memprioritaskan penguatan permodalan internal. CFO Bank Neo Commerce, Sufen Triantio, menjelaskan kehati-hatian tetap diperlukan mengingat bank masih berada dalam fase menjaga kualitas aset dan stabilitas neraca.
"Kami ingin memastikan perbaikan kinerja benar-benar berkelanjutan. Itu sebabnya, laba yang ada saat ini lebih difokuskan untuk memperkuat posisi keuangan dan manajemen risiko," kata Sufen.
Manajemen juga menilai lonjakan harga saham tidak selalu mencerminkan kesiapan fundamental secara menyeluruh. Perbaikan kinerja operasional dan kualitas aset perlu dijaga secara konsisten sebelum perseroan dapat mempertimbangkan kebijakan yang lebih agresif bagi pemegang saham.
Seiring dengan itu, BBYB belum menyiapkan rencana pembagian dividen dalam waktu dekat. Fokus utama bank masih pada konsolidasi bisnis dan penguatan model usaha agar pertumbuhan ke depan tidak hanya bertumpu pada momentum pasar, tetapi juga pada kinerja operasional yang solid.
Dengan pendekatan tersebut, Bank Neo Commerce berharap dapat menjaga keseimbangan antara ekspektasi investor dan kebutuhan internal perusahaan. Manajemen menilai stabilitas jangka menengah dan panjang menjadi kunci agar reli saham yang terjadi saat ini dapat didukung oleh fundamental yang semakin kuat. (Muhammad Adyatma Damardjati)




