Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria menyebut BRIN telah memberikan bantuan berupa alat air siap minum (Arsinum) untuk korban banjir-longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Menurutnya, alat itu bisa mengolah air lumpur dan air banjir menjadi air siap minum.
“Alhamdulillah kami sudah mengirimkan Arsinum, air siap minum yang itu bisa mengolah air banjir, air lumpur untuk menjadi air siap minum,” ucap Arif usai rapat tingkat menteri di kantor Kemenko PMK, Jakpus, Rabu (17/12).
Menurutnya, alat itu bisa menghasilkan 10 ribu liter air minum per harinya. Kini, BRIN tengah menyiapkan alat Arsinum yang bisa menghasilkan 20 ribu hingga 100 ribu liter air minum.
“Untuk per hari 10 ribu liter dan sekarang sedang kita siapkan lagi untuk yang 20 ribu liter, kemudian siap untuk mengolah air bersih sampai 100 ribu liter,” jelas Arif.
“Semoga ini sangat bermanfaat untuk pemulihan banjir,” tambahnya.
Selain itu, Arif menyebut BRIN masih fokus memberikan data cita satelit untuk didistribusikan kepada Kementerian dan Badan yang fokus menanggulangi bencana. Data itu akan digunakan untuk rekonstruksi, termasuk untuk mencari korban hilang.
“Saat ini kami juga sedang terus menganalisis karena kami punya control room dan fokus kami berikutnya adalah bagaimana data-data dasar yang kami miliki yang kami analisis yang diperlukan untuk rekonstruksi,” ucap Arif.
“Jadi sekarang kita akan fokus pada rekonstruksi termasuk mengirimkan drone-drone, alat-alat yang bisa menjangkau sampai 100 km. Kemudian juga drone ground penetration radar yang bisa mendeteksi benda 100 meter di bawah permukaan tanah yang bisa mendeteksi, artinya korban jenazah, dan lain sebagainya,” tambahnya.



