jpnn.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sepakat memperkuat sinergi di bidang riset kesehatan nasional.
Kerja sama ini akan membagi peran secara komplementer, mencakup penelitian dari aspek hulu hingga hilir, dengan fokus utama pada ilmu pengetahuan mutakhir.
BACA JUGA: Bonnie Triyana Dorong BRIN dan Kampus Garap Riset Mitigasi untuk Peta Bencana Dinamis
Kolaborasi mencakup tiga bidang prioritas yang dinilai sebagai perspektif baru dalam dunia kedokteran, yakni omics science, kecerdasan buatan (AI), dan robotika kesehatan.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan antara Kepala BRIN, Arif Satria, dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, pada 12 Desember 2025.
BACA JUGA: Kolaborasi BSKDN & BRIN Memperkuat Inovasi Daerah Lewat Optimalisasi RIN
“Jika Kemenkes sudah meneliti di hilir, BRIN akan melengkapi dari tengah ke hulu. Hasil riset diharapkan dapat lebih terintegrasi dan berdampak langsung pada kebutuhan nyata masyarakat,” ujar Kepala BRIN, Arif Satria, Selasa (16/12).
Arif menjelaskan bahwa BRIN akan mengambil peran sentral dalam penelitian dari sisi tengah hingga hulu. Sementara itu, Kemenkes akan fokus pada riset di hilir, terutama aspek implementasi dan layanan kesehatan.
BACA JUGA: Charles Honoris Desak Kemenkes Bentuk Tim Cepat Tangani Kesehatan Pengungsi Sumatra
Penguatan kolaborasi ini juga didasarkan pada komitmen BRIN untuk menjalankan riset berbasis kebutuhan (demand-driven research), bukan sekadar imajinasi peneliti.
“Persis seperti yang Pak Menteri sampaikan, BRIN akan melakukan riset berbasis kebutuhan. Kami menginisiasi pembentukan tim bersama dengan kementerian, guna membicarakan hal-hal apa saja yang benar-benar perlu diriset,” tegasnya.
Arif Satria menekankan bahwa omics science, AI, dan robotika adalah perspektif baru yang sejalan dengan arah riset BRIN dan Kemenkes. Penerapan teknologi ini akan didorong secara luas, termasuk di perguruan tinggi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyambut baik sinergi ini dan berharap BRIN dapat memperkuat koordinasi serta implementasi riset kesehatan di tingkat nasional.
Kemenkes juga membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan teknologi robotik, termasuk pengembangan sumber daya peneliti di bidang robot kesehatan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin memaparkan beberapa inisiatif Kemenkes yang telah berjalan, antara lain pengembangan robotika hasil kerja sama riset robot dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui pengembangan da Vinci Research Robot (DVRK) sebagai pusat penelitian robot.
Selain itu juga pengembangan AI difokuskan untuk penanganan lima penyakit prioritas meliputi Tuberkulosis (TB), Stroke, Penyakit Kardiovaskular, Stunting dan Diabetes.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, BRIN dan Kemenkes sepakat untuk segera membentuk kelompok kerja (pokja) bersama. Pokja ini akan bertugas merumuskan fokus riset yang spesifik, skema kolaborasi, serta langkah implementasi strategis di masa mendatang. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad




