Pantau - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk resmi melakukan penyegaran jenama (rebranding) dengan memperkenalkan tampilan baru berupa warna logo yang lebih segar dan modern sebagai upaya memperkuat penetrasi di segmen urban serta mempertegas transformasinya sebagai bank yang inklusif, relevan, dan modern.
Rebranding ini ditegaskan tidak mengubah fokus utama bisnis BRI, yaitu pemberdayaan UMKM, khususnya segmen mikro, namun justru memperluas jangkauan layanan ke segmen konsumer dan korporasi.
Komisaris Utama BRI, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa rebranding merupakan bagian dari pengembangan ekosistem ekonomi yang menghubungkan desa dan kota.
"Jadi, bukan mengubah fokus utama, tapi perluasan dan menerjemahkan ulang visi menjadi universal bank," ungkapnya.
Rebranding Didukung Hasil Riset MendalamDirektur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa rebranding ini dilandasi oleh hasil riset dari Kantar, Kadence, dan Nielsen.
Dari hasil riset tersebut terungkap bahwa meskipun BRI dikenal luas, citranya masih sangat melekat pada kerakyatan dan kurang relevan bagi segmen urban serta generasi muda.
Riset juga menunjukkan bahwa layanan digital BRI belum cukup aspiratif dan koneksi emosional dengan brand masih lemah, khususnya di mata Gen Z.
"Brand idea kita adalah mendukung setiap ambisi nasabah di seluruh Indonesia. Brand personality kami adalah terpercaya namun progresif, ambisius namun penuh rasa hormat, aspiratif namun praktis, universal namun personal, dan kelas dunia namun sangat Indonesia," kata Hery.
Ketidaksesuaian antara identitas brand dengan ekspektasi segmen pasar modern juga tercermin dari ketidakselarasan sistemik di berbagai sub-brand BRI.
Kondisi ini mendorong BRI menyegarkan brand untuk mengubah persepsi bahwa BRI bukan hanya bank untuk masyarakat kecil, tapi untuk semua lapisan masyarakat.
Transformasi Visual dan Filosofi PerubahanTransformasi visual BRI ditandai dengan pergantian warna utama logo menjadi Nusantara Blue, warna biru yang lebih terang dari sebelumnya.
Warna biru dan putih dipilih untuk menciptakan estetika yang tenang dan kontemporer, sekaligus mencerminkan identitas BRI secara lebih tegas.
Chief Operating Officer BPI Danantara sekaligus Kepala Badan Pengelola BUMN, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa perubahan adalah keniscayaan di tengah tuntutan konsumen yang terus berkembang.
Ekspektasi nasabah meningkat seiring kemajuan layanan kompetitor dan kemudahan akses informasi global.
Dony menambahkan bahwa branding adalah bagaimana perusahaan ingin dipersepsikan oleh publik.
"Tanpa definisi persepsi yang jelas, arah dan aktivitas perusahaan bisa tidak terfokus," ia mengungkapkan.
Ia juga menekankan bahwa rebranding tidak hanya sekadar perubahan visual, tetapi harus tercermin dalam perilaku dan aktivitas seluruh insan perusahaan.
"Yang harus diingat juga adalah bahwa apa yang dimiliki BRI hari ini harus menjadi modal yang sangat kuat untuk menuju perubahan ke depan," kata Dony.



