Konservasi Lahan Kebun Teh Pangalengan, Dedi Mulyadi Semprot PTPN

jpnn.com
12 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meluapkan kekecewaannya terhadap kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Dedi menilai perusahaan milik negara itu punya andil besar atas alih fungsi lahan perkebunan di Jawa Barat.

BACA JUGA: Resmi Jadi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi Minta Karangan Bunga Diganti Benih Padi

Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi di hadapan Regional Head PTPN 1 Regional 2 Desmanto saat menghadiri penanaman teh di Pangalengan, Kabupaten Bandung pada Selasa (16/12/2025).

Lokasi penanaman kebun teh itu sebelumnya viral karena aksi pengerusakan dan alih fungsi lahan secara ilegal.

BACA JUGA: Megawati dan Teladan Merawat Lingkungan Jadi Rujukan Kader PDIP Jawa Barat

"Saya jujur aja, pak. Penyebab rakyat berani karena PTPN-nya salah sejak awal. Karena PTPN-nya nyewa-nyewain tanah, rakyat jadi berani. Namun, kalau pemprov juga mau bantu tanah PTPN sekedar bangun, ngasih sewanya gede. Itu kelakuan dibenerin. Ya saya harus jujur aja, saya mah terbuka, saya mah mencintai negara, mencintai tanah air. Itu aja," kata Dedi.

Menurut Dedi, alih fungsi lahan perkebunan yang terjadi di Jawa Barat ini karena ketidaktegasan dari PTPN sehingga masyarakat banyak mengubahnya menjadi tanaman sayuran.

BACA JUGA: Gotong Royong dan Pesan Lingkungan Buka Konferda PDIP Jawa Barat di Bandung

Bukan lagi tanaman keras untuk menjaga konservasi malah berubah menjadi kebun sayuran.

"Pokoknya kelakuan busuk tinggalin yang merusak alam. Itu aja. Harus berani (tegas) dan anak buah bapak (PTPN) juga yang salah-salah ditindak. Kami ini dikasih amanah, jangan kalah sama Belanda yang mencintai negara," tegasnya.

Dirinya menegaskan, alih fungsi lahan menjadi penyebab banjir dan longsor termasuk di wilayah Bandung Raya. Dedi tidak ingin bencana seperti di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh terjadi di Jawa Barat.

"Kita belajar dari bencana di Sumatra, itu persis kayak di Jawa Barat. Jadi gunung-gunungnya gundul, lerengnya berubah jadi kebun kentang. Akhirnya sungainya mengalami sedimentasi, kemudian jembatan-jembatannya lurus, kemudian lumpur mengalir, air deras, pohon tumbang meledak," imbuh Dedi.

Regional Head PTPN I Regional 2, Desmanto mengakui dari sekitar 6.000 hektare lahan yang dikelola PTPN 1, sekitar 1.500 hektare di antaranya sudah beralihfungsi menjadi kebun sayuran. Hal itu berdampak terhadap berkurangnya daerah resapan air.

"Luas area kami hampir 6.000 hektare. Dari jumlah itu, sekitar 1.500 hektare sudah dialihfungsikan tanaman tanaman seperti sayuran. Ini sangat menyebabkan run off tinggi dan pendangkalan di sungai. Yang tentunya, kalau bencana biayanya akan jauh lebih besar daripada yang kita lakukan sekarang," kata Desmanto.

Pihaknya berjanji secara bertahap akan mengembalikan luasan lahan yang sudah beralihfungsi tersebut. Seperti menanam kembali kopi, teh dan tanaman keras lainnya yang bisa meningkatkan resapan air di kawasan lerang. Selain tentunya memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat.

"Kita kembalikan lagi ke tanaman perkebunan, dan kami siap bekerja sama dengan pemkab. Kita tanam kembali kina, teh, kopi, komoditi yang bersifat tahunan ehingga konservasi lahan ini bisa dikembalikan seperti awal," ujar dia. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Angin Puting Beliung Rusak 30 Rumah di Pinrang
• 20 jam lalukompas.tv
thumb
Profil Tiko Aryawardhana, Suami BCL yang Miliki Karier Mentereng, Kini Disorot saat Rayakan Ultah Pernikahan di Paris!
• 8 jam lalugrid.id
thumb
Peringati Satu Dekade, The Luxton Cirebon Gelar Donor Darah
• 19 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Kualitas Air Olahan Kali Mookervart di Rusun Pesakih Terjamin Uji Laboratorium
• 22 jam lalukompas.com
thumb
Lecehkan Karyawan, Bos Perusahaan Musik Segera Disidang di Surabaya
• 4 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.