Prospek Perdamaian Rusia-Ukraina Tekan Harga Minyak Global

bisnis.com
8 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia merosot ke bawah US$60 per barel dan menyentuh level terendah sejak Mei 2025, seiring menguatnya harapan kesepakatan damai Rusia–Ukraina yang memicu kekhawatiran banjir pasokan global.

Melansir Reuters pada Rabu (17/12/2025), harga minyak mentah jenis Brent turun US$1,03 atau sekitar 1,7% ke level US$59,53 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS melemah US$1,06 atau 1,9% ke US$55,76 per barel.

“Brent turun ke bawah US$60 per barel untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, seiring pasar menilai potensi kesepakatan damai yang dapat membuat tambahan pasokan minyak Rusia kembali tersedia dan semakin membanjiri pasar,” ujar analis Rystad Energy, Janiv Shah.

Amerika Serikat menawarkan jaminan keamanan bergaya NATO bagi Kyiv, sementara para negosiator Eropa melaporkan adanya kemajuan dalam pembicaraan pada Senin (15/12/2025). Perkembangan tersebut memicu optimisme bahwa perang Rusia-Ukraina semakin mendekati akhir.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Di sisi lain, Rusia menyatakan tidak bersedia memberikan konsesi wilayah apa pun. Kantor berita pemerintah TASS mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov terkait sikap tersebut.

Analis PVM Oil Associates, John Evans, menilai tekanan harga minyak akan terus berlanjut seiring berlarutnya proses negosiasi dan meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan pada 2026. Dia memperkirakan Brent akan mencetak level terendah baru sepanjang tahun ini, namun tidak akan menembus di bawah US$55 per barel hingga akhir tahun.

Baca Juga

  • Harga Minyak Dunia Lesu, Prospek Damai Rusia-Ukraina Tambah Tekanan
  • Irak Ajak Pertamina Bentuk Usaha Patungan untuk Eksplorasi Minyak

Spread kontrak berjangka Brent enam bulan tercatat beralih ke kondisi contango untuk pertama kalinya sejak Oktober 2025, menandakan ekspektasi pasar terhadap pasokan berlebih.

Analis Barclays memperkirakan harga minyak mentah Brent rata-rata akan berada di level US$65 per barel pada 2026, sedikit di atas kurva harga berjangka. Proyeksi tersebut didasarkan pada perkiraan surplus pasokan sekitar 1,9 juta barel per hari yang dinilai telah tercermin dalam harga saat ini.

Tekanan terhadap harga minyak juga diperparah oleh data ekonomi China yang melemah. Analis pasar IG, Tony Sycamore, mengatakan data tersebut memperkuat kekhawatiran bahwa permintaan global belum cukup kuat untuk menyerap pertumbuhan pasokan minyak dalam beberapa waktu terakhir.

Data resmi menunjukkan pertumbuhan output pabrik China melambat ke level terendah dalam 15 bulan. Penjualan ritel juga tumbuh paling lambat sejak Desember 2022, saat pandemi Covid-19 masih membebani aktivitas ekonomi.

Kekhawatiran kelebihan pasokan sedikit teredam oleh langkah Amerika Serikat yang menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela pekan lalu. 

Namun demikian, para pedagang dan analis menilai dampaknya terbatas akibat menumpuknya penyimpanan minyak terapung serta lonjakan pembelian minyak Venezuela oleh China menjelang potensi pemberlakuan sanksi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Militer Israel Bongkar Paksa Kamp Pengungsian Nur Shams di Tepi Barat
• 10 jam lalukumparan.com
thumb
Tunjukkan Kerusakan Akibat Tambang di Pulau Sangihe, Susi Pudjiastuti Sentil Prabowo dan Teddy
• 4 jam lalufajar.co.id
thumb
Gubernur Aceh Bantah Kirim Surat ke PBB, Pemerintah Aceh Klarifikasi Undangan kepada UNDP dan UNICEF
• 15 jam lalupantau.com
thumb
Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa, 16 Desember 2025: Cinta Menghangat, Rezeki Mulai Bergerak
• 23 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Kapal Nelayan di Indramayu Tenggelam di Laut Jawa, 3 ABK Hilang
• 18 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.