JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah mempercepat reformasi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan menerapkan teknologi X-ray berbasis kecerdasan buatan (AI) di pelabuhan utama.
Kebijakan ini diyakini mampu mendongkrak penerimaan negara sekaligus menekan praktik manipulasi nilai impor.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, penerapan X-ray bukan sekadar menambah alat pemindai di pelabuhan, tetapi mengubah sistem pengawasan impor secara menyeluruh dengan dukungan AI terpusat.
“Yang kita lakukan bukan sekadar memasang X-ray. Yang paling penting justru teknologi AI-nya. Dari hasil X-ray, jenis dan berat barang langsung terdeteksi, lalu dicocokkan dengan data digital lain, termasuk harga standar,” kata Purbaya dalam Economic Outlook 2026 di Kompas TV Selasa (16/12).
Baca Juga: Purbaya Semprot Bea Cukai Soal Baju Impor Ilegal Buat Korban Bencana: Jangan Kasih Pernyataan Aneh!
Saat ini, delapan unit X-ray telah beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok dan akan ditambah menjadi sembilan unit.
Ke depan, seluruh pelabuhan utama di Indonesia akan dilengkapi fasilitas serupa.
Menurut Purbaya, penentuan nilai dan spesifikasi barang impor tidak lagi dilakukan di masing-masing pelabuhan, melainkan ditarik ke pusat melalui sistem AI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Dalam hitungan menit sudah kelihatan apakah ada penggelembungan nilai atau tidak. Sistem ini tidak lagi bergantung pada penilaian manual di pelabuhan,” ujarnya.
Dampak penerapan teknologi tersebut mulai terlihat dari sisi penerimaan negara.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV
- purbaya yudhi sadewa
- xray pelabuhan bea cukai
- ai bea cukai
- reformasi bea cukai
- penerimaan negara bea cukai




