BOGOR, DISWAY.ID -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah tak hanya berperan dalam meningkatkan kualitas gizi dan mencegah stunting, tetapi juga membawa dampak ekonomi nyata bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
Hal tersebut tercermin dari kisah Iik Ramadani, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tamansari, Kabupaten Bogor, yang merasakan langsung manfaat program MBG dalam kehidupan sehari-harinya.
Sepatu Sejak Kelas 5 SD, Kini Ada Harapan Baru
BACA JUGA:Kampanye Literasi Digital, Universitas Paramadina: Jaga Data, Jaga Diri
BACA JUGA:Belajar dari Bencana, Prabowo Minta Papua Punya Lumbung Desa hingga Provinsi
Iik Ramadani yang berusia 13 tahun ini, dengan seragam sekolah yang rapi, berbagi cerita pilu mengenai tantangan hidupnya.
Ia menceritakan bahwa selama bertahun-tahun, harus mengenakan sepasang sepatu yang sama yang telah menemaninya sejak ia duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar.
Iik Ramadani (13), dengan seragam sekolah yang rapi, berbagi cerita pilu mengenai tantangan hidupnya.
Ia menceritakan bahwa selama bertahun-tahun, ia harus mengenakan sepasang sepatu yang sama yang telah menemaninya sejak ia duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar.
“Sepatu saya sudah bolong-bolong di depan dan di samping. Sudah dijahit berkali-kali sama Bapak. Mau minta beli baru juga kasihan sama orang tua karena uangnya harus dipakai buat kebutuhan lain,” cerita Iik dengan nada haru, Selasa 16 Desember 2025.
BACA JUGA:Wow! Program MBG Terbukti Turunkan Angka Stunting Siswa 57 Persen di Kabupaten Bogor
BACA JUGA:Lowongan Kerja BUMN! PT Mitratani Dua Tujuh Buka Posisi Staf Optimalisasi Aset, Cek Kualifikasinya
Ayah Iik diketahui bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan yang tidak menentu, membuat alokasi dana untuk kebutuhan sekunder seperti sepatu baru menjadi sangat sulit.
Uang Jajan Jadi Uang Tabungan
Sebelum adanya program MBG, uang saku harian Iik sebesar Rp7.000 digunakan sepenuhnya untuk membeli makanan saat jam istirahat.
- 1
- 2
- »




