Terungkap! Ini Tren Perjalanan Wisatawan Indonesia Sepanjang 2025

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Sepanjang 2025, tren perjalanan wisatawan Indonesia terus berubah. Platform Online Travel Agent (OTA) tiket.com mengungkapkan bahwa wisatawan kini lebih sering bepergian, cenderung spontan, serta memperpanjang durasi liburan, terutama saat momen libur panjang dan hari libur nasional.

Chief Strategy Officer tiket.com, Tifanny Tjiptoning, mengatakan momentum liburan menjadi penggerak utama permintaan perjalanan wisata.

"Setiap kali ada long weekend atau libur nasional, terjadi lonjakan signifikan di seluruh kategori perjalanan, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga atraksi wisata," ujar Tifanny, dalam acara Tourism Trends 2025 & Outlook 2026: Redefining The New Shape of Travel tiket.com di Jakarta, Selasa (16/12).

Berdasarkan survei konsumen tiket.com yang diolah oleh Lokadata, sebanyak 76 persen masyarakat melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berlibur dan berekreasi. Orientasi wisata pun masih berpusat pada liburan keluarga.

Sementara itu, bepergian dengan teman, pasangan, maupun solo travel menempati posisi menengah. Data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih nyaman bepergian dengan lingkaran terdekat, dianggap aman, fleksibel, dan sesuai dengan preferensi mereka sendiri.

Tak hanya itu, wisatawan Indonesia merencanakan perjalanan berdasarkan momentum. Sebanyak 52 persen responden menyatakan mereka traveling tergantung dengan promo atau momen tertentu, seperti momentum akhir tahun 29 persen dan awal tahun 18 persen.

Perencanaan Perjalanan dan Media Sosial

Data juga menunjukkan bahwa perjalanan semakin direncanakan secara bertahap. Wisatawan umumnya mengamankan tiket transportasi lebih awal untuk mendapatkan harga terbaik, kemudian menyusul pemesanan akomodasi dan atraksi.

Dalam jeda waktu tersebut, media sosial memainkan peran penting sebagai sumber inspirasi. Sebanyak 9 dari 10 wisatawan Indonesia mengandalkan media sosial pada tahap awal perencanaan perjalanan.

"TikTok menjadi platform utama, disusul Instagram, berkat konten visual yang cepat, ringkas, dan mudah dicerna," tutur Tifanny.

Media sosial tidak hanya membantu perencanaan, tetapi juga mendorong eksplorasi destinasi dan atraksi yang sebelumnya kurang dikenal hingga menjadi populer.

Transportasi dan Akomodasi

Sepanjang 2025, Tifanny mengatakan moda transportasi darat mencatat pertumbuhan signifikan. Kereta api tumbuh 47 persen dan bus 46 persen, melampaui moda lain dan menandai pergeseran dari transportasi udara ke darat. Meski demikian, transportasi udara tetap relevan dengan pertumbuhan sekitar 5 persen, sementara ferry naik 29 persen sebagai penghubung wilayah kepulauan.

Di sisi akomodasi, non-hotel mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 44 persen, melampaui hotel (19 persen) dan apartemen (13 persen).

"Tren ini didorong oleh preferensi wisata keluarga dan kelompok besar yang memilih vila atau penginapan non-hotel karena ruang yang lebih luas dan fleksibel," ungkap Tifanny.

Atraksi wisata, khususnya playground, mengalami lonjakan pertumbuhan signifikan. Playground tumbuh hingga 71 persen, sementara atraksi wisata naik 34 persen. Selain dipengaruhi oleh pembukaan destinasi baru, tren ini juga didorong oleh kebutuhan keluarga urban akan opsi liburan dekat rumah yang tetap menyenangkan dan bersifat healing.

Destinasi yang Sedang Berkembang

Selain destinasi populer, minat wisatawan mulai bergeser ke kota-kota emerging, seperti Likupang, Labuan Bajo, Sorong, Nabire, Pangandaran, dan Manado. Peningkatan aksesibilitas, infrastruktur, serta eksposur media sosial menjadi faktor utama pertumbuhan destinasi-destinasi ini, terutama untuk perjalanan singkat saat long weekend.

"Meski demikian, wisata domestik masih mendominasi dengan porsi sekitar 75 persen. Di Pulau Jawa, Yogyakarta dan Bandung tetap menjadi favorit, disusul Jakarta dan Surabaya. Di luar Jawa, Bali masih memimpin, namun Lombok, Medan, dan Makassar mulai muncul sebagai alternatif. Untuk perjalanan internasional, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan tetap menjadi tujuan utama," paparnya.

Destinasi yang Ingin Dikunjungi di 2026

Memasuki 2026, daftar wishlist wisatawan menunjukkan pola yang konsisten. Bali, Yogyakarta, dan Bandung masih berada di posisi teratas, sementara destinasi seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat mulai menunjukkan peningkatan aspirasi meski volumenya masih relatif kecil.

"Untuk luar negeri, Jepang dan Korea Selatan tetap diminati berkat daya tarik budaya dan pengalaman yang kuat," ujar Tifanny.

Secara keseluruhan, tren pariwisata 2025 menunjukkan bahwa perjalanan semakin dipengaruhi oleh momentum liburan, keputusan yang cepat, serta kebutuhan fleksibilitas tinggi.

Pengalaman, aktivitas, dan inspirasi dari media sosial kini menjadi elemen kunci dalam membentuk perilaku wisatawan Indonesia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kata Rizky Ridho Usai Gagal Raih Puskas Award 2025
• 7 jam laluviva.co.id
thumb
GOTO Sukses Gelar RUPSLB, Hans Patuwo Resmi Jadi Direktur Utama
• 2 jam lalukumparan.com
thumb
BPBD DIY: Waspadai Pohon Tumbang, Kerap Timbulkan Korban
• 20 jam lalukumparan.com
thumb
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
• 18 jam lalusuara.com
thumb
Dua Titik Demo di Jakarta Pusat Hari Ini, Warga Diminta Cari Jalan Alternatif
• 9 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.