Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menjajaki peluang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) terampil ke Bosnia dan Herzegovina sebagai upaya membuka pasar kerja baru di Eropa.
Penjajakan tersebut dilakukan saat KP2MI menerima kunjungan Duta Besar Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia, Armin Limo, di Jakarta, Selasa.
“Kami melihat peluang dari penjajakan ini, terutama untuk membuka akses penempatan baru bagi pekerja migran terampil,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani, sebagaimana dikutip dalam rilis pers KP2MI.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes Armin didampingi Samir Zuko dan Alma Spahi yang merupakan perwakilan Labor and Employment Agency, sebuah agensi ketenagakerjaan di bawah Pemerintah Bosnia dan Herzegovina.
Christina menjelaskan, pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia guna memperluas akses lapangan kerja di kawasan Eropa sekaligus meningkatkan kontribusi ekonomi dari tenaga kerja terampil asal Indonesia.
Menurut Christina, meskipun jumlah pekerja migran Indonesia yang saat ini bekerja di Bosnia dan Herzegovina masih terbatas, negara tersebut memiliki kebutuhan tenaga kerja asing yang terus meningkat, terutama di sektor jasa.
“Bosnia dan Herzegovina memiliki kebutuhan tenaga kerja di sektor hospitality yang bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia,” ujar Christina.
Pada 2024, Bosnia dan Herzegovina tercatat menerbitkan kurang dari 6.000 izin kerja bagi tenaga kerja asing. Kebutuhan tersebut terutama berasal dari sektor jasa, seperti juru masak, chef, waiter, dan housekeeping.
Keterbatasan jumlah penduduk membuat Bosnia dan Herzegovina kian bergantung pada tenaga kerja migran untuk menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan jasa.
Christina menambahkan, pembukaan peluang kerja ke negara baru seperti Bosnia dan Herzegovina tidak hanya berdampak pada perluasan kesempatan kerja bagi PMI, tetapi juga berkontribusi terhadap penguatan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.
“Kami akan menindaklanjuti lewat kajian teknis untuk mewujudkan potensi kerja dalam skema penempatan yang aman, profesional, dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi Indonesia,” kata Wakil Menteri P2MI tersebut.
Baca juga: RI-Bosnia sepakat tingkatkan kolaborasi wujudkan kesejahteraan bersama
Baca juga: Lestari: Bosnia-Herzegovina bantu ajukan seni ukir Jepara WBTB UNESCO
Penjajakan tersebut dilakukan saat KP2MI menerima kunjungan Duta Besar Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia, Armin Limo, di Jakarta, Selasa.
“Kami melihat peluang dari penjajakan ini, terutama untuk membuka akses penempatan baru bagi pekerja migran terampil,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani, sebagaimana dikutip dalam rilis pers KP2MI.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes Armin didampingi Samir Zuko dan Alma Spahi yang merupakan perwakilan Labor and Employment Agency, sebuah agensi ketenagakerjaan di bawah Pemerintah Bosnia dan Herzegovina.
Christina menjelaskan, pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia guna memperluas akses lapangan kerja di kawasan Eropa sekaligus meningkatkan kontribusi ekonomi dari tenaga kerja terampil asal Indonesia.
Menurut Christina, meskipun jumlah pekerja migran Indonesia yang saat ini bekerja di Bosnia dan Herzegovina masih terbatas, negara tersebut memiliki kebutuhan tenaga kerja asing yang terus meningkat, terutama di sektor jasa.
“Bosnia dan Herzegovina memiliki kebutuhan tenaga kerja di sektor hospitality yang bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia,” ujar Christina.
Pada 2024, Bosnia dan Herzegovina tercatat menerbitkan kurang dari 6.000 izin kerja bagi tenaga kerja asing. Kebutuhan tersebut terutama berasal dari sektor jasa, seperti juru masak, chef, waiter, dan housekeeping.
Keterbatasan jumlah penduduk membuat Bosnia dan Herzegovina kian bergantung pada tenaga kerja migran untuk menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan jasa.
Christina menambahkan, pembukaan peluang kerja ke negara baru seperti Bosnia dan Herzegovina tidak hanya berdampak pada perluasan kesempatan kerja bagi PMI, tetapi juga berkontribusi terhadap penguatan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.
“Kami akan menindaklanjuti lewat kajian teknis untuk mewujudkan potensi kerja dalam skema penempatan yang aman, profesional, dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi Indonesia,” kata Wakil Menteri P2MI tersebut.
Baca juga: RI-Bosnia sepakat tingkatkan kolaborasi wujudkan kesejahteraan bersama
Baca juga: Lestari: Bosnia-Herzegovina bantu ajukan seni ukir Jepara WBTB UNESCO



