Jumlah total korban meninggal akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera terus mengalami peningkatan. Hingga 16 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total korban jiwa mencapai 1.053 orang. Korban tewas ini tersebar di tiga provinsi yang terparah terkena dampak bencana, yaitu Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
"Data per tanggal 16 Desember 2025, total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di tiga provinsi itu sebanyak 1.053 jiwa," ujar kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari dalam jumpa pers yang disiarkan YouTube BNPB, Selasa, 16 Desember 2025.
Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah lantaran hingga hari ini sekitar 200 orang dilaporkan masih hilang. Selain korban meninggal, jumlah warga yang mengalami luka-luka juga terus meningkat. BNPB mencatat korban luka bertambah dari semula 5.400 orang menjadi sekitar 7.000 orang.
Aceh Menjadi Provinsi Dengan Korban Meninggal TerbanyakMuhari juga menyampaikan total korban meninggal dunia diaceh bertambah 23 jiwa dari hari sebelumnya. Di Aceh Tamiang ditemukan 17 korban tewas, di Aceh Utara ada 1 korban tewas, dan 5 korban tewas di Tapanuli Tengah.
Dengan data ini menjadikan Aceh provinsi dengan jumlah korban tertinggi. Kemudian, di Sumatera Utara, terdapat 360 korban meninggal, sedangkan di Sumatera Barat, jumlahnya mencapai 244 jiwa.
Wilayah yang memiliki banyak korban hilang mencakup berbagai kecamatan di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Kabupaten Agam, dan Aceh, di mana pencarian masih berlangsung secara intensif oleh tim gabungan.
Dalam kesempatana yang sama BNPB juga melaporkan 146.758 rumah warga di 52 kabupaten mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan longsor. Kondisi ini membuat ribuan keluarga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Tidak hanya rumah, terdapat 1.600 fasilitas umum turut terdampak. Dengen perincian yaitu 219 fasilitas kesehatan, 434 rumah ibadah, 290 gedung dan perkantoran, serta 145 jembatan dilaporkan rusak.
Dampak banjir dan tanah longsor juga menyasar sektor pendidikan yang juga mengalami kerusakan signifikan. Sedikitnya 967 fasilitas pendidikan dilaporkan rusak parah, sehingga kegiatan pembelajaran hingga kini masih belum bisa dilaksanakan.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5446496/original/075014900_1765893648-202512116AA_Konferensi_Pers_PSSI-18.jpg)


