Viral Cerita Psikolog, Anggota DPR Soroti Pernyataan Pejabat Bebani Warga

detik.com
6 jam lalu
Cover Berita
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, menyoroti cerita psikolog tentang kliennya yang stres karena situasi negara. Yahya menilai beban psikologis masyarakat bertambah lantaran pernyataan pejabat.

"Dalam situasi himpitan ekonomi yang makin sulit masyarakat sering mengalami gangguan psikologi yang tidak umum seperti mudah stres dan putus asa. Oleh karena itu, diperlukan kesehatan dan ketahanan mental. Warga, masyarakat yang mengalami gangguan psikologi harus sering-sering berkunjung ke rumah sakit untuk berkonsultasi," kata Yahya kepada wartawan, Rabu (17/11/2025).

Baca juga: Cerita Psikolog Dapat Klien Capek Jadi WNI Viral, Ini Pesan untuk yang Mengalaminya

Yahya Zaini mengatakan pernyataan pejabat saat ini seringkali menunjukkan ketidakprofesionalan. Ia menyebut sikap yang ditunjukkan pejabat justru menambah beban psikologis masyarakat.

"Pernyataan pejabat yang kurang bijaksana dan sering menyederhanakan persoalan menambah beban psikologi warga masyarakat karena itu saya mengimbau agar para pejabat negara lebih berhati-hati menyampaikan pernyataan, pendapat atau pandangan di depan publik," ungkapnya.

Ia mengingatkan pernyataan setiap pemangku kewenangan harus berbasis data dan berempati kepada masyarakat. Ia menyoroti perkataan pejabat yang viral berkonotasi negatif di saat bencana Aceh, Sumatra Utara hingga Sumatera Barat.

"Pernyataannya harus terukur, berbasis data serta menimbulkan empati dari masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat kita, khususnya yang ada di Aceh, Sumut dan Sumbar lagi berduka tertimpa musibah," ungkapnya.

Ia mengingatkan era teknologi saat ini membuat setiap ucapan pejabat diawasi langsung oleh publik. Legislator Golkar ini mengimbau setiap pihak untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan.

"Di era medsos sekarang ini kalau ada pernyataan pejabat yang menimbulkan keresahan masyarakat karena tidak sesuai fakta, langsung viral dan mengundang komentar dari warganet sehingga menjadi berita yang menggemparkan," ucap Yahya.

"Sekali lagi saya mengimbau kepada para pejabat untuk lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan, masyarakat sangat sensitif," tambahnya.

Sebelumnya, curhatan seorang psikolog klinis mendadak viral di media sosial. Psikolog Lya Fahmi mengaku terkejut setelah dua klien datang berturut-turut ke ruang konseling bukan karena persoalan personal, melainkan karena tekanan psikologis akibat situasi negara.

Dalam unggahannya, Lya menyebut pengalaman ini sebagai hal yang belum pernah ia alami selama 7,5 tahun berkarier sebagai psikolog.

"Baru kali ini terjadi selama 7,5 tahun karirku sebagai psikolog, dua klien berturut-turut datang bukan karena masalah pribadi, tapi distress karena negara," tulis Lya, dalam unggahan yang direspons lebih dari 100 ribu pengguna Instagram, dikutip detikHealth seizin pemilik cerita.

Baca juga: Psikologi di UNIJI Tak Sekadar Bahas Mental Health, Ada Peluang Lain!

Ia mengakui dalam kajian kesehatan mental, isu struktural dan kebijakan negara memang memiliki keterkaitan erat dengan kondisi psikologis individu. Namun, biasanya klien datang tanpa menyadari langsung sumber tekanan tersebut.

"Biasanya klien nggak menyadari itu," ujarnya.

"Kalo ngeliat cara pemerintah menangani korban bencana Sumatera, aku merasa seolah rakyat ini nggak ada harganya. Nggak didengarkan, diabaikan pula. Putus asa banget rasanya jadi WNI," kata klien tersebut, seperti ditirukan Lya.




(dwr/gbr)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DIPA APBN 2026 yang Tak Kunjung Diserahkan dan Jadwal Bayar-Bayar Pemerintah Akhir Tahun
• 21 jam lalubisnis.com
thumb
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sumardji: Berkaitan dengan Manajer Timnas ke depan Dicarikan Sosok yang Paling Tepat
• 20 jam lalutvonenews.com
thumb
Rekonstruksi Pasca Bencana di Humbahas Dipercepat
• 6 jam lalutvrinews.com
thumb
OJK Cabut Izin PT BPR Bumi Pendawa Raharja di Cianjur
• 21 jam lalurepublika.co.id
thumb
Kebakaran Rental Mobil di Bojongsari Depok, Kerugian Ditaksir Rp 1,5 Miliar
• 4 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.