jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin secara resmi membuka kegiatan Gerakan Peduli Anak Pekerja Migran Indonesia bertema “Satu Cahaya, Ribuan Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia: Menebar Kepedulian, Merajut Masa Depan”.
Acara yang berlangsung di Kantor KemenP2MI ini pada Rabu, 17 Desember 2025, sebagai rangkaian peringatan Hari Migran Internasional yang jatuh pada 18 Desember 2025.
BACA JUGA: Bertemu Pimpinan Redaksi Media, Menteri Mukhtarudin Sebut KP2MI Siapkan 500.000 Pekerja Migran Indonesia pada 2026
Menteri Mukhtarudin menyampaikan apresiasi mendalam kepada para hadirin, termasuk tokoh perlindungan anak nasional seperti Seto Mulyadi (Kak Seto).
“Saya kira seluruh anak Indonesia mengenal Kak Seto, karena beliau telah mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan hak-hak anak. Terima kasih, Kak Seto atas kehadiran dan konsistensinya memperjuangkan masa depan anak-anak Indonesia,” ujar Menteri Mukhtarudin.
BACA JUGA: Menteri Mukhtarudin dan Menteri Yandri Bersinergi Terkait Program Desa Migran Emas & Desa Tematik Bagi PMI
Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) dari berbagai daerah, organisasi mitra seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), UNICEF, Save the Children serta Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia.
Hadir pula pengurus Dharma Wanita Persatuan KemenP2MI, pendamping, orang tua, dan anak-anak pekerja migran Indonesia.
BACA JUGA: Hadiri Sidang Kabinet Paripurna, Wamen Christina Ungkap Arahan Presiden Prabowo Soal Penanganan Bencana Sumatra
Menteri Mukhtarudin menekankan pekerja migran Indonesia adalah pejuang keluarga yang rela meninggalkan tanah air demi masa depan anak-anak mereka.
Mukhtarudin menceritakan kisah salah satu anak pekerja migran, Haidar, yang telah sembilan tahun tidak bertemu ayahnya yang bekerja di Taiwan, sementara ibunya baru saja berangkat ke Hong Kong.
“Anak-anakku semua, orang tua kalian bekerja demi masa depan kalian. Tugas kalian adalah belajar sungguh-sungguh, menjaga semangat, dan meraih cita-cita setinggi mungkin,” pesan Menteri kepada anak-anak yang hadir.
Menteri juga menegaskan peran negara melalui KemenP2MI dalam melindungi pekerja migran dan keluarganya secara holistik, mulai dari pra-keberangkatan hingga pasca-kembali.
“Isu pekerja migran pada hakikatnya adalah perjuangan ekonomi keluarga. Kontribusi terhadap ekonomi nasional besar, tetapi yang utama adalah menghidupi keluarga dan membangun masa depan anak-anaknya,” beber Mukhtarudin.
Kegiatan ini mencakup aksi sosial seperti bakti sosial oleh Dharma Wanita Persatuan, program pendampingan keluarga, dan pemberdayaan purna migran, guna memastikan anak-anak pekerja migran terlindungi dan berdaya.
Seusai sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi motivasi oleh Kak Seto.
Kak Seto mengajak anak-anak untuk bangga menjadi diri sendiri dan mengakui kecerdasan masing-masing, yang tidak terbatas pada bidang akademik saja.
“Cerdas itu bukan hanya soal matematika, fisika, atau biologi. Ada yang cerdas bernyanyi, cerdas menggambar, cerdas berolahraga, dan banyak kecerdasan lainnya,” kata Kak Seto.
Kak Seto berbagi kisah pribadinya sebagai anak yatim, gelandangan, hingga pembantu rumah tangga, untuk menginspirasi anak-anak agar tidak pernah berhenti bermimpi.
Kak Seto memperkenalkan resep “GEMBIRA” untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaan: (Gerak, Emosi cerdas, Makan dan minum teratur, Bersyukur, Istirahat, Rukun serta Aktif belajar dan berdoa).
“Untuk para orang tua dan pendamping, mohon terus dampingi anak-anak dengan penuh kasih sayang. Jangan ada kekerasan atau penelantaran,” pesan Kak Seto, seraya menyatakan kebanggaannya terhadap anak-anak pekerja migran.
Acara ditutup dengan harapan bahwa gerakan ini akan terus menyalakan cahaya kepedulian bagi ribuan kisah anak pekerja migran Indonesia, merajut masa depan yang lebih cerah.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari



