HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR–Institut Teknologi Pertanian (ITP) Takalar menerima kunjungan tamu istimewa dari Nanotech Indonesia Global dalam rangka penguatan kerja sama pengembangan teknologi maju dan pemberdayaan desa. Kegiatan ini dirangkaikan dengan kuliah umum serta penyerahan Surat Keputusan (SK) pembentukan Pusat Penerapan Teknologi Maju dan Pemberdayaan Desa (Advanced Centre for Technology Implementation and Village Empowerment/ACTIVE), Selasa 16 Desember 2025 di Aula Kampus ITP.
Salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Dr. Abu Saad Ansari, peneliti dan akademisi dari Incheon National University, Korea Selatan, yang memiliki latar belakang inspiratif sebagai anak desa yang menempuh perjalanan pendidikan dan riset internasional, mulai dari India, Taiwan, hingga Korea Selatan. Kehadirannya memberikan motivasi kuat bagi civitas akademika Institut Teknologi Pertanian untuk berani bermimpi dan berkiprah di tingkat global.
Pendiri ITP Takalar, Dr. Syamsari, S.Pt.,M.M dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para peneliti dan pengusaha yang telah berkiprah di level internasional. Ia berharap pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan dapat menjadi bekal berharga bagi mahasiswa dan dosen dalam membangun inovasi berbasis desa.
“Institut Teknologi Pertanian bercita-cita menjadi pusat penerapan teknologi maju yang berakar dari desa, namun berdampak global. Kita semua adalah anak desa, dan dari desa inilah perubahan besar bisa dimulai,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Rektor Institut Teknologi Pertanian, Dr Hj Irma Andriani S.Pi M.Si serta jajaran dosen dan mahasiswa. Dalam suasana penuh inspirasi, para pembicara menekankan pentingnya berpikir global tanpa meninggalkan identitas lokal.
Pada sesi kuliah umum, Suryandaru, ST, MT, dan Dr. Abu Saad Ansari memaparkan materi tentang pengembangan startup pendidikan, peluang beasiswa luar negeri bagi anak desa, serta penerapan teknologi nano di bidang pertanian, khususnya pengembangan pupuk nano (nano fertilizer) yang mampu diserap tanaman secara lebih efektif dan efisien.
Dr. Abu Saad Ansari menegaskan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya datang ke kampus untuk belajar secara formal, tetapi harus mempersiapkan diri menjadi insan yang bermanfaat dan berdaya saing internasional.
“Dari desa menuju dunia internasional bukan hal mustahil, jika kita serius, disiplin, dan mau berinovasi,” ujarnya.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan SK Pusat Penerapan Teknologi Maju dan Pemberdayaan Desa (ACTIVE) sebagai komitmen nyata Institut Teknologi Pertanian dalam mengintegrasikan riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat berbasis desa.
Kegiatan ditutup dengan harapan besar agar pusat ini menjadi wadah lahirnya inovasi, startup, dan program pemberdayaan yang mampu membawa Takalar dan desa-desa Indonesia ke panggung global. (rls)



