Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.694 per USD Usai BI Tahan Suku Bunga

idxchannel.com
2 jam lalu
Cover Berita

Nilai tukar rupiah melemah meskipun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen pada Desember 2025.

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.694 per USD Usai BI Tahan Suku Bunga. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/12/2025). Melansir Bloomberg, mata uang Garuda turun 3 poin atau sekitar 0,02 persen ke level Rp16.694 per USD.

Nilai tukar rupiah melemah meskipun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75 persen pada Desember 2025. Sementara itu, suku bunga deposit facility tetap bertahan di 3,75 persen dan suku bunga lending facility di 5,5 persen.

Baca Juga:
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.667 per USD, Ini Sentimennya

"Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5±1 persen," tulis Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam risetnya.

Langkah BI juga sejalan dengan upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:
Rupiah Sore Ini Berakhir Melemah ke Rp16.691 per Dolar AS

Kombinasi penurunan Fed Funds Rate oleh The Fed dan keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada RDG November 2025 diharapkan dapat mendorong masuknya aliran modal asing ke Indonesia.

Dari eksternal, data ekonomi AS yang beragam juga menjadi sentimen yang membatasi pergerakan rupiah.

Baca Juga:
Jaga Stabilitas Rupiah, BI Rate Tetap di Level 4,75 Persen

"Tingkat pengangguran AS mencapai level tertinggi dalam empat tahun, memicu kekhawatiran terhadap perekonomian," kata Ibrahim.

Tanda-tanda pendinginan ekonomi AS semakin diperkuat oleh data indeks manajer pembelian (PMI) yang lebih lemah dari perkiraan untuk Desember, sementara data penjualan ritel yang tertunda untuk Oktober juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya.

Data yang lemah ini muncul di tengah kekhawatiran yang masih tinggi mengenai tingkat likuiditas di pasar AS, terutama setelah Federal Reserve melanjutkan aktivitas pembelian obligasi pemerintah pada Desember, yang disebut "pelonggaran kuantitatif".

Fokus sekarang tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen (CPI) yang akan datang, yang akan dirilis pada Kamis.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memproyeksi mata uang rupiah masih bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.690 - Rp16.720 per USD.

(NIA DEVIYANA)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
KM Putri Lancar Samudera Tenggelam di Indramayu, Ini Identitas 3 Korban Hilang
• 5 jam lalurctiplus.com
thumb
Gagal Total di SEA Games 2025, PSSI Pecat Indra Sjafri
• 20 jam lalufajar.co.id
thumb
Gubernur Pramono: Penataan Lokasi Sementara untuk Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Segera Rampung
• 16 jam lalujpnn.com
thumb
Orang Langsung Menilai Kamu dalam Hitungan Detik, Ini 6 Hal Kecil yang Diam-Diam Diperhatikan
• 11 jam laluviva.co.id
thumb
Prabowo perintahkan lumbung pangan dibangun hingga tingkat desa
• 12 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.