Pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, didakwa 15 tuduhan pembunuhan dan 59 pelanggaran lainnya.
Dikutip dari AP, Rabu (17/12), polisi mengatakan pelaku atas nama Naveed Akram (24) telah sadar dari koma di rumah sakit di Sydney. Ia dirawat karena mengalami luka tembak, sementara ayahnya Sajid Akram (50) tewas di TKP.
Dakwaan itu termasuk satu tuduhan pembunuhan untuk setiap korban tewas dan satu tuduhan atas tindakan teroris. Akram juga didakwa atas 40 tuduhan menyebabkan luka dengan niat membunuh dan menempatkan bahan peledak di dekat sebuah bangunan dengan niat menyebabkan luka.
Komisaris Polisi Federal Krissy Barrett mengatakan pihaknya meyakini penembakan itu adalah serangan teroris yang terinspirasi dari ISIS. Dia juga mengatakan, Naveed Akram sempat menarik perhatian dinas keamanan pada 2019 lalu, tapi tidak banyak detail yang didapat dari penyelidikan saat itu.
Kini, penyelidik akan menyelidiki apa yang mereka ketahui tentang Akram, termasuk memeriksa perjalanan yang dilakukan pelaku ke Filipina pada November lalu. Biro Imigrasi Filipina pada Selasa (16/12) mengkonfirmasi bahwa kedua pelaku melakukan perjalanan ke negara itu dari 1 November hingga 28 November. Davao merupakan destinasi terakhir para pelaku di Filipina.
Kelompok militan separatis Islam seperti Abu Sayyaf di Filipina selatan pernah menyatakan dukungan kepada ISIS dan pernah menampung sejumlah kecil militan asing dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Pejabat militer dan polisi Filipina mengatakan tidak ada indikasi baru tentang militan asing di Filipina selatan.
Naveed Akram merupakan keturunan India yang lahir di Australia. Polisi India mengatakan sang ayah berasal dari kota Hyderabad dan berimigrasi ke Australia pada 1998. Dia masih memegang paspor India.


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F09%2F01%2F43e7b21f2e403efe51f1db56ae9889a7-cropped_image.jpg)

