Bos BI Pede Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Dongkrak Ekonomi RI Kuartal IV-2025

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2025 bakal membaik, didorong peningkatan konsumsi rumah tangga serta realisasi investasi.

Dia menjelaskan, perbaikan konsumsi rumah tangga didukung oleh realisasi belanja sosial pemerintah, serta keyakinan masyarakat terhadap kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang terus meningkat.

Baca Juga :
Purbaya Utus Wamenkeu Suahasil Wakili Kemenkeu di Rapat Dewan Gubernur BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen di Akhir 2025

“Perkembangan ini mendorong meningkatnya penjualan eceran pada berbagai kelompok barang,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu, 17 Desember 2025.

Gubernur BI, Perry Warjiyo
Photo :
  • [tangkapan layar]

Sedangkan realisasi investasi, khususnya pada sektor non-bangunan, juga akan membaik dengan meningkatnya keyakinan pelaku usaha. Dimana, hal itu tercermin pada pola ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur.

Secara sektoral, kinerja positif ditunjukkan oleh Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Namun, Perry juga menyoroti perlunya penguatan permintaan domestik, mengingat kinerja ekspor diperkirakan melambat. Hal itu akibat berakhirnya frontloading ekspor (upaya mempercepat pengiriman ekspor untuk menghindari dampak ketidakpastian kebijakan) ke Amerika Serikat (AS), serta penurunan permintaan dari Tiongkok dan India.

Secara keseluruhan, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi 2025 berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen, dan akan berlanjut serta meningkat menjadi 4,9–5,7 persen pada tahun depan. Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tercatat positif tersebut terutama didukung oleh stabilitas harga di dalam negeri yang tetap terjaga.

Dia menyampaikan, inflasi pada November 2025 tercatat sebesar 2,72 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy), dipengaruhi oleh inflasi kelompok komoditas inti yang terjaga di level 2,36 persen (yoy).

Walaupun inflasi kelompok komoditas dengan harga diatur pemerintah (administered prices) terjaga rendah di 1,58 persen (yoy), pihaknya menyoroti inflasi kelompok komoditas dengan harga bergejolak (volatile food) yang masih relatif tinggi sebesar 5,48 persen (yoy).

Perry mengatakan, tingginya inflasi volatile food tersebut terutama disumbang oleh komoditas bawang merah akibat keterbatasan pasokan karena gangguan cuaca dan kenaikan harga benih. Namun, BI optimistis inflasi volatile food dapat tetap terkendali melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) serta penguatan implementasi Program Ketahanan Pangan Nasional.

Baca Juga :
Ekonom Sepakat BI Perlu Tahan Suku Bunga Acuan di 4,75 Persen
Rupiah Menguat Usai Rilis Data Utang Luar Negeri RI Turun di Oktober 2025
Dibuka Menghijau, IHSG Diprediksi Terkonsolidasi Jelang Pengumuman BI Rate

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kebakaran Hutan di Taman Nasional dan Suaka Alam Tertinggi dalam 25 Tahun
• 21 jam lalukatadata.co.id
thumb
Bukan Tak Mau PAM, Ini Alasan Warga Muara Angke Bertahan Pakai Air Tanah Kecoklatan
• 4 jam lalukompas.com
thumb
Prabowo Harap Daerah Papua Ditanami Kelapa Sawit: Supaya Bisa Menghasilkan BBM
• 10 jam lalutvonenews.com
thumb
KPK Rampungkan Berkas Kasus Pemerasan K3 Kemnaker, Noel Dkk Segera Disidang
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
Polda Metro Jaya Tutup UKW 2025, 77 Wartawan Dinyatakan Kompeten
• 10 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.