BI Ungkap Dampak Bencana Sumatera ke Ekonomi, Pangkas PDB hingga Inflasi Meningkat

idxchannel.com
5 jam lalu
Cover Berita

BI mengukur dampak bencana sebagai proses yang kompleks karena melibatkan berbagai dimensi, mulai dari kerugian aset, hingga terhentinya produktivitas.

BI Ungkap Dampak Bencana Sumatera ke Ekonomi, Pangkas PDB hingga Inflasi Meningkat. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) tengah memantau secara intensif dampak ekonomi akibat bencana alam yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman mengatakan, meskipun asesmen akhir masih memerlukan koordinasi data yang lebih lengkap, hitungan sementara menunjukkan adanya dampak negatif pada aktivitas ekonomi nasional.

Baca Juga:
43 Cagar Budaya Terdampak Banjir Sumatera, Menbud Siapkan Anggaran untuk Perbaikan

Aida menjelaskan BI mengukur dampak bencana sebagai proses yang kompleks karena melibatkan berbagai dimensi, mulai dari kerugian aset, terhentinya produktivitas, hingga upaya rekonstruksi.

Saat ini, BI bersama Kantor Perwakilan Daerah terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk meringankan beban masyarakat serta memitigasi kelangkaan barang pokok.

Baca Juga:
Diduga Jadi Penyebab Banjir Sumatera, Toba Pulp Lestari (INRU) Siap Diaudit dan Dievaluasi

“Sebagai asesmen kami sementara, metode yang dilakukan adalah melihat hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari dan dampaknya itu kepada perekonomian memang agak negatif. Tetapi karena tadi masih perhitungan sementara, dalam PDB setahun ini perkiraannya baru minus 0,017 persen,” kata Aida dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/12/2025).

Aida menyampaikan empati mendalam mewakili jajaran bank sentral atas musibah tersebut.

Baca Juga:
Diperintah Prabowo, Menhut Bakal Audit Toba Pulp Lestari (INRU) Imbas Banjir Sumatera

“Izinkan saya menggarisbawahi kembali pesan yang selalu disampaikan oleh Pak Gubernur tentang rasa prihatin dan duka kami, keluarga besar Bank Indonesia atas bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujar Aida.

Terkait pengaruh bencana terhadap kenaikan harga barang (inflasi), BI masih menunggu data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Namun, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) BI pada minggu pertama, sudah terlihat adanya tren kenaikan harga di wilayah terdampak.

Aida mencatat bahwa meskipun komoditas seperti beras, telur ayam, dan bawang sudah mulai stabil, beberapa barang lainnya masih menunjukkan tekanan harga.

“Yang agak tinggi memang adalah daging ayam ras dan cabai rawit. Tetapi secara keseluruhan seperti disampaikan tadi hanya berada sedikit di atas titik tengah target inflasi mediumnya 2,5 persen,” kata Aida.

Guna menjaga stabilitas harga di daerah bencana, Bank Indonesia berkomitmen memperkuat koordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP). Langkah ini diharapkan dapat menekan laju inflasi volatile food (harga pangan bergejolak) agar tetap terkendali hingga akhir tahun.

(NIA DEVIYANA)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dari SEVENTEEN sampai D6: Kisruh Konser K-Pop Dorong BPKN Siapkan Aturan Baru
• 23 jam laludisway.id
thumb
Harga ponsel dan laptop 2026 diprediksi naik atau spek turun
• 11 jam laluantaranews.com
thumb
Harga Emas Antam Naik ke Rp 2.470.000/Gram, Galeri24 Turun di Rp 2.494.000/Gram
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Menaker Tegaskan Upah Minimum Tak Akan Turun Meski Ekonomi Daerah Minus
• 7 jam lalumatamata.com
thumb
Indonesia Nomor Satu di Dunia, Serangan Datang Bertubi-tubi
• 15 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.