Jakarta, tvOnenews.com – PSSI mengambil langkah tegas dalam proses pencarian pelatih baru Timnas Indonesia. Federasi ingin memastikan figur yang terpilih bukan hanya berstatus pelatih kepala, melainkan juga bagian dari pembangunan sepak bola nasional.
Kali ini, PSSI tidak ingin mengulang pola lama yang dinilai kurang efektif. Pelatih Timnas Indonesia nantinya diharapkan benar-benar hadir dan hidup bersama ekosistem sepak bola Tanah Air.
Proses seleksi yang berlangsung sejak beberapa pekan terakhir kini memasuki fase krusial. Dari lima kandidat awal, PSSI mengonfirmasi bahwa pilihan telah menyempit menjadi dua nama terkuat.
Penyaringan tersebut dilakukan setelah federasi menggelar serangkaian pertemuan langsung di Eropa. Wawancara mendalam menjadi dasar utama dalam menilai kecocokan karakter dan visi para kandidat.
Dari lima nama yang masuk radar PSSI, hanya empat pelatih yang memenuhi panggilan wawancara. Ketidakhadiran satu kandidat langsung memengaruhi peluangnya untuk melanjutkan proses seleksi.
- PSSI
Hasil evaluasi dari rangkaian wawancara itu kemudian dibahas secara internal. Dua kandidat akhirnya dinilai paling memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang Timnas Indonesia.
Sejumlah syarat pun dicanangkan PSSI untuk para kandidat. Salah satu hal yang wajib dipenuhi adalah calon pelatih skuad Garuda harus lebih banyak menetap di Indonesia dibandingkan negara asalnya.
"Target kami, pelatih itu harus all-out. Artinya, mereka harus lebih banyak berada di Indonesia daripada di negaranya. Harus punya pengalaman bagus meloloskan tim ke Piala Dunia, kalau perlu tinggal bersama keluarganya di Indonesia," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Endri Erawan, di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Tak sebatas mengurus Timnas senior, PSSI juga memberi beban tanggung jawab yang lebih luas. Calon pelatih wajib terlibat aktif dalam penguatan fondasi sepak bola nasional.
Endri menyebut calon pelatih harus dekat dan menjalin komunikasi dengan kompetisi lokal, seperti Super League maupun Championship.
"Harus berkontribusi kepada pelatih lokal. Kalau ada kegiatan lisensi pelatih, juga turut mengisi kursus. Harus dekat dengan klub Liga 1 dan Liga 2. Filosofi sepak bolanya harus ditularkan ke pelatih Indonesia supaya pemain tidak canggung lagi saat ke Timnas," kata Endri.




