Liputan6.com, Jakarta - Bagi industri mode global, perdebatan tentang keberlanjutan telah bergeser jauh melampaui sekadar niat atau image perusahaan, menjadi isu operasional inti yang menentukan keberlangsungan bisnis.
Bagi dewan direksi, investor, dan tim eksekutif, keberlanjutan kini dipandang sebagai kemampuan mengendalikan sistem operasional agar regulasi, ketertelusuran, dan keterbatasan sumber daya menjadi keunggulan ekonomi, sebagaimana dilansir laman resmi Textile Today, pada Rabu (17/12/2025).
Advertisement
Pergeseran ini berdampak besar bagi Bangladesh, India dan negara produsen pakaian di Asia.
Sebagai kawasan dengan kapasitas produksi fesyen terbesar di dunia, Asia kini tidak lagi hanya menyesuaikan diri dengan permintaan merek, tetapi ikut menentukan akses pasar dan kekuatan penetapan harga.
Industri fesyen kini menilai nilai produk bukan hanya dari kecepatan atau skala produksi, tetapi dari pengelolaan operasional mulai dari perancangan, pasokan, pelacakan, hingga pemulihan sepanjang siklus hidup.
Perubahan ini bersifat structural, tidak dapat di ubah dan telah membentuk pola persaingan di seluruh rantai pasokan global.



