Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hunian sementara bagi korban bencana banjir di Provinsi Aceh mulai dibangun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pembangunan hunian sementara tersebut dilakukan di Tangse, Kabupaten Pidie.
"Pembangunan hunian sementara di Kabupaten Pidie, sudah dimulai. Hunian sementara itu untuk 12 keluarga terdampak banjir di daerah tersebut," kata Abdul Muhari.
Selain di Kabupaten Pidie, pembangunan hunian sementara juga diusulkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Untuk daerah tersebut, kata dia, sedang dalam pengkajian lokasi serta status kepemilikan lahan. Lokasi harus bebas bencana seperti banjir dan tanah longsor serta lahan merupakan milik pemerintah daerah.
"Kalau lahan bukan milik pemerintah daerah, statusnya juga harus jelas, apakah dihibahkan atau pinjam pakai. Tujuannya untuk mencegah sengketa lahan di kemudian hari," katanya.
Menurut Abdul Muhari, hunian sementara tersebut diperuntukkan bagi korban banjir yang rumahnya hilang atau rusak berat serta tidak dapat pulang karena tidak ada tempat tinggal.
"Hunian sementara hingga ada hunian tetap dibangun. Hunian sementara untuk memindahkan korban banjir di pengungsian agar mendapat tempat tinggal lebih layak hingga ada hunian tetap," katanya.
Terkait total korban meninggal dunia dalam bencana di Provinsi Aceh, Abdul Muhari menyebutkan total per Rabu (16/12) mencapai 451 jiwa. Sedangkan di Sumatera Utara mencapai 364 jiwa, dan Sumatera Barat sebanyak 244 jiwa.
"Untuk hari ini, ada penambahan korban meninggal dunia sebanyak enam orang, dua di Aceh dan empat di Sumatera Utara. Jadi total korban meninggal dua sebanyak 1.059 jiwa," katanya.
Menyangkut dengan pengungsi secara keseluruhan, kata Abdul Muhari, sebanyak 588.226 atau turun sebanyak 17.814 jiwa dari sehari sebelumnya mencapai 606.040 jiwa.
"Kami juga terus berupaya mempercepat pendirian titik pengungsian terpadu sebelum pembangunan hunian sementara. Pengungsian terpadu ini untuk memudahkan penyaluran distribusi logistik, baik pangan maupun nonpangan," kata Abdul Muhari.
Baca juga: BNPB: Perbaikan jembatan Teupin Reudep capai 98 persen
Baca juga: BNPB beri bantuan Rp600 ribu per keluarga korban banjir di Aceh Timur
Baca juga: BNPB siapkan huntara bagi ribuan warga Sumut yang kehilangan rumah
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pembangunan hunian sementara tersebut dilakukan di Tangse, Kabupaten Pidie.
"Pembangunan hunian sementara di Kabupaten Pidie, sudah dimulai. Hunian sementara itu untuk 12 keluarga terdampak banjir di daerah tersebut," kata Abdul Muhari.
Selain di Kabupaten Pidie, pembangunan hunian sementara juga diusulkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Untuk daerah tersebut, kata dia, sedang dalam pengkajian lokasi serta status kepemilikan lahan. Lokasi harus bebas bencana seperti banjir dan tanah longsor serta lahan merupakan milik pemerintah daerah.
"Kalau lahan bukan milik pemerintah daerah, statusnya juga harus jelas, apakah dihibahkan atau pinjam pakai. Tujuannya untuk mencegah sengketa lahan di kemudian hari," katanya.
Menurut Abdul Muhari, hunian sementara tersebut diperuntukkan bagi korban banjir yang rumahnya hilang atau rusak berat serta tidak dapat pulang karena tidak ada tempat tinggal.
"Hunian sementara hingga ada hunian tetap dibangun. Hunian sementara untuk memindahkan korban banjir di pengungsian agar mendapat tempat tinggal lebih layak hingga ada hunian tetap," katanya.
Terkait total korban meninggal dunia dalam bencana di Provinsi Aceh, Abdul Muhari menyebutkan total per Rabu (16/12) mencapai 451 jiwa. Sedangkan di Sumatera Utara mencapai 364 jiwa, dan Sumatera Barat sebanyak 244 jiwa.
"Untuk hari ini, ada penambahan korban meninggal dunia sebanyak enam orang, dua di Aceh dan empat di Sumatera Utara. Jadi total korban meninggal dua sebanyak 1.059 jiwa," katanya.
Menyangkut dengan pengungsi secara keseluruhan, kata Abdul Muhari, sebanyak 588.226 atau turun sebanyak 17.814 jiwa dari sehari sebelumnya mencapai 606.040 jiwa.
"Kami juga terus berupaya mempercepat pendirian titik pengungsian terpadu sebelum pembangunan hunian sementara. Pengungsian terpadu ini untuk memudahkan penyaluran distribusi logistik, baik pangan maupun nonpangan," kata Abdul Muhari.
Baca juga: BNPB: Perbaikan jembatan Teupin Reudep capai 98 persen
Baca juga: BNPB beri bantuan Rp600 ribu per keluarga korban banjir di Aceh Timur
Baca juga: BNPB siapkan huntara bagi ribuan warga Sumut yang kehilangan rumah





