jpnn.com, MADURA - Pengamat politik Surokim Abdussalam menyebutkan pelaksanaan Konferda dan Konfercab PDI Perjuangan di Jawa Timur (Jatim) secara serentak menandakan partai berkelir merah itu bergerak dalam satu ritme, frekuensi, dan garis ideologi.
“Konferda dan Konfercab serentak ini pesan bahwa PDIP bukan partai yang berjalan sendiri-sendiri di daerah,” ujar Surokim kepada awak media, Rabu (17/12).
BACA JUGA: Tentukan Suksesi Kepemimpinan, PDIP Jatim Gelar Konferda & Konfercab 20-21 Desember
Dia mengatakan disiplin dan soliditas dalam organisasi menjadi relevan di tengah situasi politik nasional yang cepat berubah, adanya fragmentasi preferensi pemilih, serta kuatnya kompetisi antarpartai.
Pengamat dari Universitas Trunojoyo Madura itu mengatakan partai yang tidak memiliki soliditas internal berisiko kehilangan arah dan daya tahan politik.
BACA JUGA: Prabowo Minta Pohon Tak Ditebang, Legislator PDIP Singgung Revisi UU Kehutanan
Terkait dinamika internal, Surokim menyebut konferensi serentak tetap berpotensi memunculkan tarik-menarik kepentingan antarkader.
Khususnya, ujar dia, terkait regenerasi dan pengisian posisi strategis di tingkat daerah sebuah partau.
BACA JUGA: PDIP Raih Predikat Informatif dari KPI untuk Keterbukaan Informasi Publik 2025
"Nah, di sinilah ujian kedewasaan partai. Konflik kepentingan dalam perebutan jabatan ialah hal yang wajar, yang menjadi pembeda itu bagaimana konflik dikelola melalui mekanisme organisasi yang tertib dan diterima sebagai keputusan bersama,” kata Surokim.
Dia mengatakan PDIP memerlukan satu narasi ideologis besar sebagai identitas partai demi menjawab karakter politik di Jatim yang majemuk dan inklusif.
Namun, kata Surokim, cara penyampaian narasi harus kontekstual dan sensitif terhadap keragaman sosial, budaya, dan kebutuhan masyarakat di daerah.
“Pendekatan komunikasi politik harus empati dan membumi. Narasi ideologi tidak cukup disampaikan secara normatif, tetapi harus hadir dalam bahasa yang dipahami publik dan diterjemahkan dalam tindakan nyata,” kata Surokim.
Sementara, pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi menilai Konferda dan Konfercab serentak ini sebagai sinyal bahwa PDIP tengah memasuki fase konsolidasi dan perjuangan politik baru.
Menurutnya, agenda serentak ini mencerminkan upaya partai untuk menegaskan kembali politik berbasis ideologi di tengah menguatnya pragmatisme politik dan praktik politik jangka pendek.
“PDIP sedang membangun antitesis terhadap politik uang dan politik tanpa keberpihakan yang nyata. Konsolidasi ini menunjukkan bahwa partai ingin meneguhkan kembali politik ideologis yang adaptif terhadap perubahan zaman,” ujar Airlangga, Rabu.
Airlangga menekankan penting bagi PDIP menerapkan kesinambungan kepemimpinan yang berjalan seiring dengan regenerasi kader.
Menurutnya, kesinambungan mencerminkan stabilitas ideologis dan organisasi, sementara regenerasi membuka ruang bagi kader baru berkontribusi.
“Kepemimpinan yang teruji secara ideologis, berintegritas, dan dekat dengan persoalan rakyat menjadi kunci navigasi partai dalam menghadapi perubahan zaman,” katanya. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi



