Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir

suara.com
12 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Arsitek urbanis Marco Kusumawijaya mendesak pemerintah segera amankan kayu sisa banjir di Sumatera dan Aceh.
  • Kayu gelondongan dan ranting sangat strategis untuk bahan bakar serta material rehabilitasi rumah korban bencana.
  • Kayu sisa bencana dapat digunakan sebagai cerucuk untuk memperkuat struktur bangunan di atas lapisan lumpur.

Suara.com - Banjir bandang yang menerjang wilayah Sumatera dan Aceh tak hanya menyisakan lumpur dan kehancuran. Di balik bencana tersebut, terdapat ribuan batang kayu gelondongan dan ranting pohon yang hanyut terbawa arus.

Alih-alih dianggap sampah, tumpukan kayu ini dianggap bisa dimanfaatkan.

Arsitek urbanis sekaligus pendiri  arsitek, urbanis, dan pendiri Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya, menyarankan pemerintah segera bergerak cepat mengamankan kayu-kayu tersebut.

“Menyelamatkan ranting cabang dan pohon itu untuk apa? Untuk dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Marco, dikutip dari tayangan YouTube Abraham Samad Speak Up, Rabu (17/12/2025).

Marco menyebut pemerintah harus bisa segera mengamankan kayu-kayu tersebut. Ia khawatir kayu-kayu ini akan hanyut semakin jauh hingga hujan deras kembali turun pada Januari dan Februari atau terjadi banjir.

Lebih berbahaya lagi menurutnya, gelondongan kayu dalam jumlah besar yang hanyut justru berpotensi menjadi "senjata makan tuan" yang menghantam bangunan-bangunan yang masih berdiri.

“Jangan lupa waktu tsunami Aceh itu bangunan yang rubuh itu lalu menghantam bangunan lain yang belum rubuh,” terangnya.

Menurut Marco, material sisa banjir ini memiliki segudang manfaat jika dikelola dengan benar.

“Ranting bisa jadi bahan bakar kayu bakar. Yang ukurannya di bawah 10 cm bisa jadi kasau. Yang ukurannya 10 cm atau lebih besar bisa jadi tiang. Bisa dipakai kembali untuk merehabilitasi. Bahkan rumah sementara, bahkan rumah tetap nantinya,” jelas Marco.

Baca Juga: Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana

Pemanfaatan kayu ini juga menjadi solusi jitu mengatasi masalah konstruksi di area bekas banjir. Dengan ketebalan lumpur mencapai 2 meter, membersihkan lahan adalah pekerjaan raksasa.

Marco mengusulkan agar warga membangun rumah di atas lumpur yang telah mengering dengan teknik cerucuk.

“Agak enggak mungkin menyingkirkan lumpur itu. Jadi kalau Anda mau membangun, Anda harus membangun di atas tanah-tanah yang udah mengering itu,” tuturnya.

Lumpur yang kering memang tanah yang lemah, namun bisa diperkuat dengan kayu sisa banjir tersebut.

“Nah tanah ini kan lemah. Tapi bisa diperkuat dengan cerucuk. Cerucuk itu adalah batang-batang kayu yang ditancapkan. Itu akan cukup kuat untuk rumah satu dua lantai. Tanpa harus menyingkirkan tanahnya itu,” papar Marco.

“Karena itu sumber daya kayu yang sekarang begitu banyak ini strategis. Menurut saya harus diselamatkan dan dinyatakan boleh dimanfaatkan oleh masyarakat. Tetapi tentu dikelola gitu ya. Kan ada pemerintah daerah,” lanjutnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Berita Foto: Aktivitas Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Pasca Kebakaran
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
Polemik Viral Sampah Menumpuk di Tangsel hingga Bekasi, Tak Diangkut Sebulan Lebih!
• 10 jam lalukompas.tv
thumb
Ini Kata Prof Jimly soal Perpol 10/2025 yang Jadi Polemik
• 8 jam lalujpnn.com
thumb
Putusan MK soal UU Hak Cipta: Penyelenggara Pertunjukan Harus Bayar Royalti
• 19 jam lalukumparan.com
thumb
Profil Wang Ziqi: Aktor China yang Memikat Hati Lewat Beragam Drama
• 1 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.