Oleh : Mabroer MS, Nahdliyin tinggal di Depok Jawa Barat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam beberapa bulan terakhir, nama NU sangat membumi dan menjadi topik perbincangan di berbagai kesempatan, termasuk yang paling berisik perdebatannya di ruang Medsos seperti group WA, Facebook dan Instagram.
Isu tentang NU sebetulnya mulai merambah ke publik dan mengundang kegaduhan sejak PBNU menyatakan menerima tawaran konsesi pengelolaan Tambang Batubara, Agustus 2024.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Mengapa Saddam Hussein Ingin Sekali Membunuh Hafez Al-Assad Ayah dari Bashar Al-Assad?
- Kemampuan Drone-Drone RSF Semakin Kuat, dari Mana Mereka Peroleh Alutsista Canggih Itu?
- Jumlah Tentara Israel Semakin Menyusut Signifikan, Banyak yang Tewas Selama Perang Gaza
Sejak itulah, seakan “tali jagat NU” mulai meregang karena goyangan kiri-kanan. Tarik menarik akibat pro-kontra terus berlanjut hingga puncaknya terjadi prahara politik di PBNU yakni pemecatan KH Yahya Kholil Staquf pada 2 No 2025 dan langsung mendapatkan perlawanan. Tindakan Syuriah ini telah memicu kebijakan serupa dengan pemecatan Drs Saefullah Yusuf sebagai Sekjen PBNU.
Sudah terbayangkan bahwa drama kolosal PBNU ini akan langsung menyedot perhatian publik dan mengundang berbagai kepedihan, tapi yang sedang berkonflik justru seakan abai dengan semua itu.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Yang lebih menyedihkan, drama ini bukan tentang perdebatan ideologi keagamaan maupun kenegeraan yang selama ini menjadi salah satu tema diskusi paling intens di NU, melainkan isu yang masih jadi polemik: tambang batubara.
Tentu, isu pemecatan dari kedua belah pihak makin menambah pupusnya harapan umat serta kaum minoritas yang selama ini merasa nyaman dengan NU. Bahkan, kini yang tersisa dalam relung mereka hanyalah sikap pasrah karena telah kehilangan harapan karena konflik di PBNU belum terlihat ada sinyal yang kuat dari kedua belah pihak untuk mengakhiri dan memilih jalan damai atau rujuk. Oleh karena itu, kondisi kaum nahdliyin seperti anak ayam kehilangan induk.
Atas dasar itulah, penulis mencoba menawarkan sistem pemilihan para pemimpin PBNU melalui sistem AHWA (Ahlul Hal Wal Aqdi) dengan sejumlah catatan penyempurnaan. Tentu ini bukan sistem paling ideal, setidaknya menyempurnakan dari proses pemilihan dari Muktamar NU sebelumnya yakni Muktamar di Jombang pada Agustus 2015 dan Muktamar Lampung, Desember 2021.
Kıta berharap dalam Muktamar NU ke-35 mendatang, pelaksanaan sistem AHWA ini bisa dilaksanakan dengan semangat untuk mencari calon pemimpin yang bisa mengemban nama besar Nahdlatul Ulama seperti impian para pendirinya dengan oritentasi kemaslahatan umat, bangsa dan Negara.




/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F12%2F875aa27df2c8497728bee92b75f513ea-20251212TOK20.jpg)