Komunikasi Bencana; Merespon Bencana dengan Tepat dan Empatik

fajar.co.id
1 hari lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Bencana Aceh dan Sumatera menunjukkan betapa mengerikannya bagi masyarakat penyintas berdampak langsung. Dimana mereka merasakan yang luar biasa melihat kehancuran tempat tinggal, harta benda, sanak famili yang hilang tersapu, terbawa banjir, tertimbun longsor, dan oleh karenanya, miris bagi kita yang tidak secara langsung merasakan. Oleh karenanya dalam hal ini para penyintas butuh informasi semuanya berhubungan dengan bencana yang dialaminnya.

Disinilah kebutuhan akan komunikasi yang bisa disinergikan antaranya para korban, relawan serta para donasi, sehingga tidak akan terjadi misinformasi. Di sesi acara Good Talk Off Air di gelar di sasana Budaya Dompet Dhuafa pada Rabu, (17/12). Mengangkat tema respon publik terhadap bencana yang sangat ditentukan oleh kualitas komukasi yang mengiringinya.

Dalam hal ini Dompet Dhuafa berkolaborasi GoodNews From Indonesia, Perhumas dan dengan menghadirkan para narasumber. Narasumber yang hadir antara lain yakni Dr. Muhammad Hidayat, M.I.Kom selaku Pakar Komunikasi Bencana dan Dosen LSPR, Udhi Tri Kurniawan selaku Ketua Disaster Crisis Center Dompet Dhuafa dan Ahmad Arif selaku Jurnalis Senior Kompas, Bertajuk Komunikasi Bencana, Merespon Bencana Dengan Tepat Dan Empatik.

Dalam presentasinya Udhi Tri Kurniawan selaku perwakilan dari Dompet Dhuafa menyampaikan “ upaya-upaya di lapangan tentu satu pekerjaan yang berat serta medan yang sulit dan kompleks berkaitan dengan persoalan konteks komunikasi, konteks koordinasi, pola komunikasi antar elemen baik di pemerintah termasuk juga kami-kami dibagian representase masyarakat sipil itu penting dan terus didiskusikan bagaimana agar kedepan berjalan dengan baik “. Ungkapnya.

Pencegahan ini pun harus dilakukan agar tidak ada Hoaks dan misinformasi yang dapat memperburuk keadaan, hingga timbul keresahan , memicu kepanikan hingga dapat menghambat proses bantuan. Sebaliknya, komunikasi yang jelas, terverifikasi dan sensitif dapat memperkuat rasa aman, adanya percepatan koordinasi serta menggerakkan partisipasi publik untuk membantu saudara sesama yang terdampak. Dalam konteks inilah, komunikasi bencana sesungguhnya tidak hanya menjadikannya dukungan tekhnis, akan tetapi menjadikannya pondasi dari ketangguhan masyarakat.

Sejalan hal ini pula perhumas dengan #IndonesiaBicaraBaik menjadi pondasi dalam menggiring opini, informasi dan persuasi keterlibatan masyarakat dalam menyampaikan serta menerima pesan dengan benar dan baik disertai adanya sumber informasi yang kredibel dan terpercaya.(*)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jejak Terakhir Nurimah, Sukardi & Hasbullah: Jemaah Haji 2025 yang Masih Hilang
• 19 jam lalukumparan.com
thumb
Kecelakaan di Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Pemotor Kritis Terlindas Truk
• 21 jam lalurctiplus.com
thumb
Kemenag Gelar Tes DNA Serentak Cari Tiga Jemaah Haji yang Hilang
• 21 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Belum Tetapkan Banjir Sumatera Bencana Nasional, Pernyataan Gerindra Desak Pemerintah Tetapkan Gempa Lombok Bencana Nasional Mencuat
• 21 jam lalufajar.co.id
thumb
Ammar Zoni Tulis Surat Cinta untuk Dokter Kamelia dari Rutan Cipinang. Apa Isinya?
• 22 jam lalucumicumi.com
Berhasil disimpan.