Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan penandatanganan agreement on reciprocal trade alias ART antara pemerintah Indoneasia dengan Amerika Serikat (AS) segera ditandatangani pada bulan Januari 2026.
Sekadar catatan bahwa penandatanganan ART itu akan dilakukan oleh kedua pemimpin negara. Dia-pun telah mengatur waktu yang tepat untuk lawatan Presiden Prabowo Subianto ke AS.
Airlangga menuturkan bahwa sebagian tim negosiator dari Indonesia telah berada di AS untuk bertemu dengan pihak Kamar Dagang AS (USTR) dan pejabat tinggi AS lainnya guna memfinalisasi kesepakatan yang sebelumnya telah dibicarakan antara kedua negara.
"Peluangnya besar dan saya sudah atur, kapan presiden pergi ke sana," ujar Airlangga kepada Bisnis, Rabu (17/12/2025).
Mantan menteri perindustrian itu menuturkan bahwa semula penandatangan ART ditargetkan pada pertemuan Asean di Malaysia beberapa waktu lalu. Namun, menurutnya, langkah itu urung dilakukan karena momentumnya tidak tepat. Apalagi lokasi pertemuannya berada di Malaysia.
"Jadi kita akan mengambil momentum christmas, jadi kami nanti tanggal 23 Desember pulang lagi ke Indonesia, siap-siap kalau seandainya dipanggil presiden nanti."
Baca Juga
- Wanti-wanti Pengusaha Soal Finalisasi Kesepakatan RI-AS untuk Tarif Impor
- Airlangga Terbang ke AS Besok, Lobi Trump Agar Sawit Tak Dikenakan Tarif 19%
- Tekanan Tarif AS Tak Goyahkan Sikap Uni Eropa soal Regulasi Digital
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke AS guna menyelesaikan kesepakatan dagang dengan pemerintah AS. Salah satu materi yang akan dibahas dalam pertemuan bilateral adalah pengecualian minyak sawit dari tarif 19%.
Sejatinya, beberapa produk dan komoditas pertanian asli termasuk dari Indonesia seperti salah satunya kakao telah diputuskan untuk dikecualikan dari tarif resiprokal. Hal tersebut sudah tercantum dalam executive orders yang diterbitkan pemerintah AS khususnya bagian Annex II.
Namun, minyak sawit yang juga merupakan komoditas asli Tanah Air, tampaknya harus diberikan upaya ekstra. Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, upaya ekstra harus dikeluarkan produk minyak kelapa sawit masih masuk dalam daftar produk yang akan dikecualikan dari tarif setelah selesainya perundingan antara kedua negara.
Apabila dikutip dari lampiran Executive Orders yang diterbitkan Gedung Putih AS pada 14 November 2025, produk minyak kelapa sawit dengan kode Harmonized Tariff Schedule of the United States (HTSUS) 1511.10.00 dan 1511.90.00, masuk ke dalam kategori produk yang belum bersifat final untuk dikecualikan dari tarif resiprokal.
"Minyak kelapa sawit (1511.10.00 dan 1511.90.00) masih masuk dalam Annex III. Potential Tariff Adjustments for Aligned Partners yang baru akan dikecualikan dari reciprocal tarif ketika negara mitra conclude agreement dengan AS," terang Susi, sapaannya, kepada Bisnis, Rabu (17/12/2025).
Susi pun menyebut nantinya Airlangga baru akan berangkat ke AS pada Kamis (18/12/2025) sore. Hal itu lantaran keduanya masih akan menghadiri acara di kantor Kemenko Perekonomian dan opening ceremony program BINA (belanja online) Great Sale.





