Rupiah Melemah Usai Bank Indonesia Tahan BI Rate di 4,75 Persen

viva.co.id
23 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.698 per Rabu, 17 Desember 2025. Posisi rupiah itu melemah 5 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.693 pada perdagangan Selasa, 16 Desember 2025.

Baca Juga :
Dibuka Menghijau, IHSG Masih Bakal Terkonsolidasi Usai BI Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen
Bursa Asia Ambruk! Investor Global Wait and See Jelang Pidato Trump

Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 17 Desember 2025 hingga pukul 09.19 WIB rupiah ditransaksikan di Rp 16.705 per dolar AS. Posisi itu melemah 11 poin atau 0,07 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.694 per dolar AS.

Ilustrasi uang rupiah
Photo :
  • ANTARA

Pengamat ekonomi dan pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS menguat setelah pelaku pasar mencermati berbagai data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada Selasa 16 Desember 2025.

Menurutnya, tingkat pengangguran AS tercatat naik ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir, disertai data non-farm payroll dan indeks manajer pembelian (PMI) Desember yang lebih lemah dari ekspektasi. Kondisi tersebut memperkuat sinyal perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam,l.

Selain itu, data penjualan ritel AS untuk Oktober juga melambat dari bulan sebelumnya, di tengah kekhawatiran pasar terhadap kondisi likuiditas setelah The Fed kembali membeli obligasi pemerintah pada Desember 2025.

“Pelaku pasar kini menanti rilis data inflasi AS yang akan menjadi petunjuk arah kebijakan moneter The Fed ke depan,” ujar Ibrahim.

Dari sisi geopolitik, sentimen pasar turut dipengaruhi kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memerintahkan blokade terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang keluar masuk Venezuela.

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI Rate di level 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur Desember 2025 menjadi faktor penahan tekanan terhadap rupiah.

Keputusan tersebut sejalan dengan inflasi yang masih terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, serta upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang tinggi.

Dia menambahkan, inflasi Indonesia tercatat melambat dari 2,86 persen secara tahunan pada Oktober menjadi 2,72 persen pada November 2025, meski masih berada di kisaran atas target Bank Indonesia.

Baca Juga :
DPP GMNI 2025-2028 Dikukuhkan, Setia Pada Barisan Rakyat
Bos BI Buka Peluang Penurunan Suku Bunga di 2026
Gawat! Job Market Melemah, Pengangguran Terus Naik

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kemenkeu Permudah Pencairan TKD untuk Pemda yang Terdampak Bencana Sumatera
• 5 jam laluidxchannel.com
thumb
Persija Bidik Hasil Positif saat Bertandang ke Padang, Mauricio Souza: Jangan Anggap Remeh Lawan
• 5 jam lalukompas.tv
thumb
5 Ciri-ciri Bayi Siap Berjalan dan Tips untuk Mendukungnya
• 15 jam lalutheasianparent.com
thumb
Video: Aji Darmaji Pastikan Sidang Ahli Waris Bukan soal Pembagian Harta
• 22 jam laluinsertlive.com
thumb
Legislator Dorong Kreativitas Gen Z Cari Solusi Sampah Jakarta
• 13 jam lalumatamata.com
Berhasil disimpan.