GenPI.co - Pengamat politik Surokim Abdussalam merespons penyelenggaraan Konferda dan Konfercab PDIP Jawa Timur yang dilakukan secara serentak.
Dia menilai pelaksanaan tersebut menandakan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu bergerak dalam satu ritme, frekuensi, serta garis ideologi.
“Konferda dan Konfercab yang digelar serentak memberi pesan PDIP bukan partai yang berjalan sendiri-sendiri di daerah,” katanya dikutip dari JPNN, Kamis (18/12).
Dia menilai disiplin dan soliditas menjadi relevan di tengah kondisi politik nasional yang berubah, adanya fragmentasi preferensi pemilih, dan tingginya persaingan antarpartai.
Menurut dia, partai politik yang tak punya soliditas internal mempunyai risiko kehilangan arah serta daya tahan politik.
“Konflik kepentingan pada perebutan jabatan itu wajar. Tetapi yang jadi pembeda adalah bagaimana konflik dikelola dengan tertib dan diterima bersama,” ujarnya.
Pengamat dari Universitas Trunojoyo Madura itu menilai PDIP butuh satu narasi ideologis besar untuk identitas parti demi menjawab karakter politik di Jawa Timur.
Dia juga menekankan cara penyampaian narasi harus kontekstual serta sensitif terhadap keberagaman sosial, budaya, serta kebutuhan rakyat di daerah.
“Pendekatan komunikasi politik harus membumi dan empati. Narasi ideologi harus hadir dakam bahasa yang dipahami publik,” ujarnya.
Pengamat politik Universitas Airlangga yakni Airlangga Pribadi menilai konferda dan konfercab serentak di Jatim, sinyal PDIP masuk fase konsolidasi dan perjuangan politik baru.
Agenda serentak itu juga mencerminkan upaya PDIP menegaskan kembali politik dengan basis ideologi di tengah menguatnya pragmatisme politik.
“PDIP tengah membangun antitesis terhadapi politik uang, serta politik tanpa keberpihakan yang nyata,” ucapnya. (ast/jpnn)
Video heboh hari ini:





