“Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak” di Myawaddy, Myanmar Terletak di Sebelah “Pusat Reproduksi Manusia”

erabaru.net
21 jam lalu
Cover Berita

Rantai industri kejahatan yang disebut “menggunakan sumsum tulang belakang anak-anak untuk memproduksi obat keabadian” oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) di Asia Tenggara telah terungkap. Bahkan, warganet menemukan lebih banyak sisi gelap lainnya. Di sebuah kawasan yang diduga sebagai taman penipuan daring di Myawaddy, Myanmar, terdapat sekaligus “Pusat Reproduksi Manusia” dan “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak”.

EtIndonesia. Pada  November lalu, seorang blogger anti-scaming keturunan Tionghoa di Asia Tenggara membongkar dugaan praktik “Institut Ilmu Hayati Kamboja”, yang memicu perhatian luas. Blogger tersebut mengungkapkan bahwa “institut” yang disebut-sebut itu sebenarnya berlokasi di dalam taman scamming online  milik Prince Group di Kamboja. 

Melalui program bayi tabung, taman penipuan tersebut membuat para perempuan korban perdagangan manusia hamil, kemudian menjual bayi-bayi itu kepada “institut” tersebut untuk diambil cairan sumsum tulang belakangnya, yang digunakan untuk memproduksi obat “sel punca regeneratif” bagi para miliarder demi tujuan “awet muda”.

Cuplikan layar interior Akademi Ilmu Hayati Kamboja.

Berdasarkan informasi dari situs resmi “Institut Ilmu Hayati Kamboja”, lembaga ini  diduga kuat merupakan laboratorium yang didirikan oleh Hunan Yuanpin Cell Biotechnology Co., Ltd. Perusahaan tersebut memiliki hubungan kerja sama yang erat dengan otoritas PKT di Provinsi Hunan, serta menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Xiangya Kedua, yang sebelumnya terungkap terlibat dalam praktik pengambilan organ hidup.

 Foto-foto internal yang dipublikasikan oleh “Institut Ilmu Hayati Kamboja” juga menunjukkan sebuah papan bertuliskan “Sistem Pengujian Mutu Produksi Sel Institut Ilmu Hayati Kamboja”, yang mencantumkan nama “Laboratorium Pengujian Standarisasi Sel, Institut Penelitian Biomedis dan Kesehatan Guangzhou, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok”.

Taman ini terletak di kota Myawaddy, Myanmar yang terkenal buruk reputasinya. (Google Maps) Taman ini terletak di kota Myawaddy, Myanmar yang terkenal buruk reputasinya. (Google Maps) Taman ini terletak di kota Myawaddy, Myanmar yang terkenal buruk reputasinya. (Google Maps)


Cuplikan foto internal “Institut Ilmu Hayati Kamboja

Seorang blogger anti-scaming lainnya di Asia Tenggara mengungkapkan bahwa perusahaan bioteknologi asal Tiongkok daratan yang menjalankan bisnis semacam ini tidak hanya satu. Anak-anak yang mereka kurung diambil cairan sumsum tulangnya secara berkala, sehingga tidak bisa tumbuh normal; sebagian besar tidak dapat bertahan hidup hingga usia 6 tahun.

Belakangan, blogger yang pertama kali membongkar “Institut Ilmu Hayati Kamboja” kembali merilis sebuah video peringatan berjudul “Saat Paling Berbahaya Telah Tiba”. Ia mengatakan bahwa karena praktik penipuan daring semakin banyak terungkap ke publik, “bisnis” tersebut semakin sulit dijalankan. Banyak taman  scaming online dalam beberapa tahun terakhir secara aktif melakukan “transformasi”, dengan gencar mengembangkan apa yang disebut sebagai “bioteknologi”. 

Rantai industri baru ini awalnya terutama menargetkan perempuan muda, namun kini perempuan berusia di atas 40 tahun yang belum menopause juga berada dalam bahaya. Perempuan berusia 16 hingga 50 tahun berpotensi menjadi target penipuan dan penculikan oleh taman-taman tersebut.

Blogger itu mengatakan, di beberapa taman telah didirikan “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang”, yang berlokasi tepat di sebelah “Pusat Reproduksi Manusia”. Di dalam kawasan tersebut juga terdapat “Pusat Pengolahan Limbah Material”, yang digambarkannya sebagai sangat mengerikan.

Banyak warganet kemudian melakukan penelusuran dan menunjukkan bahwa pengungkapan tersebut tampaknya bukan tanpa dasar. Dengan menggunakan pencarian bahasa Mandarin sederhana di Google Maps, ditemukan bahwa di sebuah kawasan di perbatasan Myanmar–Thailand terdapat sekaligus “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak”, “Pusat Reproduksi Manusia”, dan “Pusat Pengolahan Limbah Material”.

Peta medan Google menunjukkan bahwa kawasan tersebut berada di wilayah perbatasan Myanmar yang terpencil, tepatnya di kota Myawaddy yang terkenal buruk reputasinya. Kawasan ini dikelilingi di tiga sisi oleh Sungai Moei, sungai perbatasan antara Myanmar dan Thailand. Seluruh area tertutup rapat dan dikelilingi tembok tinggi yang kokoh.

Taman ini terletak di kota Myawaddy, Myanmar yang terkenal buruk reputasinya. (Google Maps)

Menurut informasi publik, di wilayah perbatasan Myanmar dan Kamboja yang berdekatan dengan Thailand, tersebar puluhan taman penipuan daring yang dioperasikan atau bahkan dibangun langsung oleh warga Tiongkok. Taman-taman ini dituding memiliki keterkaitan erat dengan elite tinggi Partai Komunis Tiongkok dan proyek “Belt and Road”.

Di Google Maps juga dapat ditemukan sebuah “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak” di Kamboja, yang lokasinya berdekatan dengan “Institut Ilmu Hayati Kamboja”.

Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak di Kamboja. (Google Maps)

Namun, hingga 15 Desember, pencarian “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak” di Google Maps sudah tidak lagi menampilkan hasil, dan yang tersisa hanya “Pusat Reproduksi Manusia”. Diduga pihak terkait takut terhadap tekanan opini publik dan telah menghapus informasi yang dapat diakses secara terbuka.

Sebelum terungkapnya praktik pengambilan sumsum tulang bayi untuk pembuatan obat, “Institut Ilmu Hayati Kamboja”  gencar melakukan promosi dan memasang iklan di berbagai platform media sosial di  daratan Tiongkok. Namun setelah skandal ini terungkap pada bulan lalu, banyak informasi di situs resminya segera dihapus.

Menurut pengungkapan sejumlah blogger anti scaming di Asia Tenggara, banyak perusahaan yang mengaku sebagai “perusahaan bioteknologi” dari daratan Tiongkok membuka laboratorium di taman-taman penipuan Asia Tenggara dengan nama seperti “Institut Ilmu Hayati”, “Taman Bioteknologi”, atau “Pusat Riset Biologi”. Pada kenyataannya, mereka diduga terlibat dalam kejahatan berat seperti pengambilan organ hidup-hidup. (Hui)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Menaker Imbau Perusahaan Terapkan WFA 29-31 Desember 2025
• 15 jam lalumedcom.id
thumb
Tak Ada Barang Hilang, Polisi Duga Anak 9 Tahun di Cilegon Dibunuh
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Prabowo Sebut Ada Pihak yang Sengaja Tonjolkan Kebohongan Saat Bencana, Siapa yang Membisikkan Kepadanya?
• 22 jam lalufajar.co.id
thumb
Purbaya Optimistis Anggaran MBG Terserap 100% di Akhir 2025
• 4 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Kemenkum Kalbar Paparkan Kinerja dan Strategi 2026 di Hari Ketiga Rakordal 2025
• 22 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.