TABLOIDBINTANG.COM - Boy band baru bentukan Simon Cowell bernama December 10 terancam menghadapi masalah hukum terkait penggunaan nama grup. Nama tersebut menuai polemik karena dinilai terlalu mirip dengan band metal asal Skotlandia, December Tenth, yang telah lebih dulu menggunakan nama tersebut.
Grup December 10 dibentuk sekitar sepekan lalu sebagai bagian dari program spesial terbaru Cowell di Netflix berjudul The Next Act. Boy band ini beranggotakan Hendrik Christoffersen, Cruz Lee-Ojo, John Fadare, Nicolas Alves, Josh Olliver, Danny Bretherton, dan Sean Hayden.
Namun, sejak kemunculan grup tersebut, akun media sosial band metal December Tenth justru dibanjiri pesan dari warganet yang keliru mengira mereka adalah boy band baru bentukan Cowell. Kebingungan publik ini memicu reaksi dari pihak December Tenth.
Vokalis December Tenth menulis di media sosial bahwa dalam beberapa hari terakhir terungkap adanya keterlibatan Simon Cowell, Netflix, dan Universal Music dalam pembentukan boy band baru yang menggunakan nama yang, menurutnya, “sampai batas tertentu sama” dengan nama band mereka.
“Jika ada pihak dari tim Simon, Universal, atau Netflix yang ingin menghubungi kami dan tim hukum kami, silakan,” tulisnya. Ia juga menambahkan bahwa meski ratusan pengikut baru di media sosial mereka disambut dengan baik, ia meragukan keaslian sebagian dari pengikut tersebut.
Dalam pernyataan lain, December Tenth mengungkapkan bahwa akun media sosial mereka mendadak ramai tanpa diketahui sebabnya. “Ternyata Simon Cowell merilis acara Netflix baru berjudul ‘December 10’. Kami sekarang dibanjiri ucapan selamat dari penggemar acara tersebut yang mengira kami adalah band itu,” ujar mereka.
Apabila December 10 akhirnya harus mengganti nama, hal itu bukan kali pertama terjadi pada grup bentukan Simon Cowell. Pada 2011 lalu, girl group jebolan X Factor, Little Mix, semula bernama Rhythmix, sebelum akhirnya mengganti nama setelah mendapat keberatan dari sebuah lembaga amal yang menggunakan nama serupa.




