Banjir Sumatera: 1.059 Meninggal, 973 Sekolah Hancur

tvrinews.com
2 jam lalu
Cover Berita

Penulis: Fityan

TVRINews – Jakarta

Data terbaru BNPB mencatat kerusakan masif fasilitas pendidikan dan ribuan rumah warga di tiga provinsi.

Skala bencana hidrometeorologi yang melanda Pulau Sumatera terus meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Kamis 18 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor telah menembus angka 1.059 jiwa.

Bencana yang dipicu oleh intensitas hujan ekstrem ini memberikan dampak destruktif di tiga wilayah utama: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain korban jiwa, otoritas penanggulangan bencana mengonfirmasi 192 orang masih dinyatakan hilang, sementara sekitar 7.000 warga lainnya mengalami luka-luka.

Krisis Kemanusiaan di Titik Kritis

Menurut data terbaru yang dirilis BNPB, distribusi korban jiwa terkonsentrasi di beberapa titik yang mengalami kerusakan paling parah. Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) masih terus diupayakan di tengah medan yang sulit dan cuaca yang belum stabil.

Di Sumatera Barat, upaya pencarian difokuskan pada lima sektor utama, termasuk Kabupaten Agam yang mencatat 55 orang hilang di Kecamatan Malalak dan Palembayan. Sementara itu, aliran Sungai Batang Anai di Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman juga menjadi titik fokus operasi SAR.

Situasi serupa terjadi di Sumatera Utara, di mana 41 warga dilaporkan hilang di Tapanuli Tengah dan 30 lainnya di Tapanuli Selatan akibat longsoran tanah yang menimbun pemukiman. Di Aceh, enam kabupaten terdampak parah, dengan laporan kehilangan warga tertinggi berada di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara.

Kehancuran Infrastruktur Skala Luas

Dampak fisik dari bencana ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir. BNPB mencatat kerusakan infrastruktur jalan nasional mencapai 2.058 kilometer, sebuah angka yang setara dengan dua kali panjang jalan tol Trans-Jawa.

Data kerusakan fasilitas publik mencakup:
•     Sektor Hunian : 147.236 rumah warga rusak berat maupun ringan.

•     Fasilitas Pendidikan : 973 sekolah dan 562 madrasah terdampak, menghentikan aktivitas belajar mengajar sepenuhnya.

•     Fasilitas Umum : 31 jembatan nasional rubuh, 219 fasilitas kesehatan rusak, serta 434 rumah ibadah terdampak.

•     Ketahanan Air : 13 bendungan mengalami kerusakan, yang dikhawatirkan akan memengaruhi pasokan air dan irigasi pascabencana.

Upaya Penyelamatan dan Tantangan

Juru bicara BNPB menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah evakuasi korban yang masih tertimbun dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi ratusan ribu pengungsi. Namun, akses logistik terhambat oleh rusaknya 108 ruas jalan daerah dan puluhan jembatan yang terputus.

"Operasi SAR terus berjalan di tengah tantangan geografis yang berat. Kami sedang melakukan evaluasi mendalam terkait batas waktu pencarian, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kerusakan tanah yang tidak stabil," tulis laporan resmi tersebut.

Para ahli meteorologi memperingatkan bahwa pola cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatera bagian utara dan barat, mendesak otoritas lokal untuk tetap dalam status siaga tinggi guna menghindari bertambahnya korban jiwa.

Editor: Redaksi TVRINews

Komentar
1000 Karakter tersisa
Kirim
Komentar

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Polisi Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Apartemen Jakarta Timur, 361 Pasien Terdata
• 13 jam laludetik.com
thumb
Kemenkum Kalbar Fokus Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
4.330 Warga Agam Masih Mengungsi Pascabencana Hidrometeorologi
• 23 jam lalupantau.com
thumb
Asuransi Khusus Fintech P2P Lending, Asei Ungkap Deretan Tantangan
• 20 jam lalubisnis.com
thumb
Kisah Sukses dan Profil Diananda Choirunisa, Atlet Panahan yang Borong Medali Emas saat Mengandung
• 2 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.