TABLOIDBINTANG.COM - Aktor Kit Harington, yang dikenal luas lewat perannya dalam serial Game of Thrones, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai semesta fiksi populer lain yang tak kalah digemari, Harry Potter. Pernyataannya pun langsung menarik perhatian para penggemar.
Aktor berusia 38 tahun tersebut akan mengisi suara karakter Gilderoy Lockhart dalam versi audiobook Harry Potter and the Half-Blood Prince. Keterlibatannya dalam proyek ini sekaligus membuka ruang bagi Harington untuk berbagi pendapatnya tentang waralaba karya J.K. Rowling tersebut.
Mengaku bahwa Goblet of Fire merupakan buku sekaligus film favoritnya dalam seri Harry Potter, Harington justru mempertanyakan konsep Turnamen Triwizard. Ia menilai turnamen tersebut kurang menarik dari sudut pandang penonton.
“Ini bukan turnamen yang enak ditonton, bukan? Selain adegan naga, siswa lain tidak bisa melihat tantangan di bawah air, dan mereka juga tidak bisa melihat apa yang terjadi di labirin. Jadi saya tidak melihat apa manfaatnya bagi siswa lain di sekolah,” ujar Harington dalam wawancara dengan Variety.
Di sisi lain, Harington juga menceritakan pengalamannya saat diminta mengisi suara karakter Gilderoy Lockhart. Bintang film Modern Love itu mengaku langsung menerima tawaran tersebut karena menyukai karakter tersebut, meski sempat bertanya-tanya mengapa dirinya yang dipilih.
“Saya langsung bilang ya karena saya sangat menyukai Lockhart, meskipun sempat berpikir, ‘Kenapa mereka memilih saya untuk Lockhart?’” ujarnya. Namun, ia kemudian merasa peran itu memang ditakdirkan untuknya.
Harington menambahkan, proses rekaman berlangsung singkat karena Lockhart hanya muncul di buku kedua dan kembali muncul secara singkat di buku kelima. “Saya menyelesaikan rekaman hanya dalam beberapa hari,” katanya.
Lebih lanjut, Harington mengungkap alasan ia menyukai karakter Lockhart. Menurutnya, Lockhart adalah alegori yang kuat, terutama bagi insan kreatif. “Dia adalah dongeng yang indah tentang ambisi berlebihan, kesombongan, dan pelajaran pahit tentang bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, sementara orang lain justru bisa melihat siapa dirinya yang sebenarnya,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa karakter tersebut mencerminkan ketakutan yang kerap ada dalam pikiran manusia.



