FAJAR, MAKASSAR—Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) melalui Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial melakukan kunjungan edukatif ke PAUD Rama.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dini tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak sejak usia prasekolah, Kamis,18 Desember 2025.
Dalam kunjungan tersebut, tim dokter anak melakukan skrining komprehensif meliputi perkembangan, status gizi, serta gangguan tidur pada anak. Skrining ini menjadi langkah penting untuk mendeteksi lebih awal potensi masalah kesehatan dan perkembangan anak.
Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, dr. Martira Maddepungeng, menjelaskan bahwa skrining perkembangan dilakukan dengan menilai beberapa aspek utama.
“Aspek tersebut meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta kemampuan adaptif sosial anak,” ucapnya.
Penilaian gerak kasar mencakup kemampuan anak dalam aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, dan melompat.
Sementara gerak halus menilai keterampilan menggunakan tangan dan jari, seperti memegang alat tulis atau menyusun benda kecil.Aspek bicara dan bahasa menjadi perhatian khusus karena berkaitan erat dengan kemampuan komunikasi anak.
Selain itu, penilaian adaptif sosial dilakukan untuk melihat bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan, teman sebaya, serta kemampuan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
dr. Martira, menjelaskan bahwa kegiatan skrining ini menyasar anak usia 3 hingga 5 tahun. Kelompok usia ini dinilai sebagai fase emas perkembangan yang membutuhkan pemantauan optimal.
“Sebanyak 42 anak dari kelompok PAUD serta TK A dan TK B mengikuti kegiatan skrining tersebut. Setiap anak diperiksa secara individual untuk memastikan hasil yang lebih detail dan menyeluruh,” ucapnya.
Menurut dr. Martira, deteksi dini melalui skrining sangat penting agar intervensi dapat dilakukan sedini mungkin bila ditemukan adanya keterlambatan perkembangan atau masalah gizi.
Ia juga menekankan peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang tepat, asupan gizi seimbang, serta kebiasaan tidur yang baik.Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua dan pendidik PAUD tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.
“Dengan kolaborasi antara tenaga kesehatan, sekolah, dan keluarga, anak-anak dapat tumbuh sehat, optimal, dan siap menghadapi tahap perkembangan selanjutnya,” ucapnya.
Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang, dr. Merlyn Meta Astari, SpA(K), bersama para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anak FK Unhas.
Mereka melakukan pemeriksaan secara langsung dengan pendekatan yang ramah anak.
“Selain perkembangan, status gizi juga menjadi fokus utama dalam pemeriksaan. Penilaian status gizi dilakukan dengan mengukur tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U), serta perbandingan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB),” ucapnya.
Pengukuran dilakukan secara langsung menggunakan alat standar, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. Data ini sangat penting untuk mengetahui apakah anak berada pada kondisi gizi baik, kurang, atau berlebih.
Tak hanya pemeriksaan fisik, tim medis juga melakukan wawancara langsung dengan orang tua atau wali. Wawancara ini bertujuan menggali informasi tentang pola makan, kebiasaan tidur, perilaku, serta aktivitas anak dalam keseharian.
“Gangguan tidur pada anak turut menjadi bagian dari skrining karena berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak,” ucapnya.
Sebab kata dia, kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat berdampak pada konsentrasi, emosi, hingga daya tahan tubuh anak.(wis)
