Pengungsi Banjir Sumatera Waspadai Gejala Leptospirosis: Demam hingga Nyeri Otot

kompas.com
13 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau pengungsi bencana di Sumatera agar tidak mengabaikan gejala awal leptospirosis yang kerap muncul sebagai penyakit pasca-banjir dan tanah longsor.

Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Murti Utami mengatakan, gejala leptospirosis meliputi demam, nyeri otot, dan nyeri kepala.

"Jika mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, atau mata merah setelah terpapar air banjir atau lumpur, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Jangan menunggu sampai kondisi memburuk," kata Murti, dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).

Untuk mencegah keterlambatan diagnosis, Kemenkes meminta fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Kepada Pengungsi di Agam, Prabowo Targetkan Hunian Sementara Rampung Sebulan

"Jadikan leptospirosis sebagai diagnosis banding pada kasus demam akut dengan riwayat paparan risiko dalam dua minggu terakhir," ujar dia.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=tikus, gejala leptospirosis, gejala penyakit, leptospirosis, kemenkes, pengungsi bencana&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xOC8xNTE3NTcxMS9wZW5ndW5nc2ktYmFuamlyLXN1bWF0ZXJhLXdhc3BhZGFpLWdlamFsYS1sZXB0b3NwaXJvc2lzLWRlbWFtLWhpbmdnYS1ueWVyaQ==&q=Pengungsi Banjir Sumatera Waspadai Gejala Leptospirosis: Demam hingga Nyeri Otot§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Murti mengatakan, leptospirosis dapat dicegah jika diwaspadai sejak awal, terutama terkait kebersihan lingkungan sekitar.

“Leptospirosis sebenarnya bisa dicegah jika kita waspada sejak awal, baik dari sisi lingkungan, perilaku masyarakat, maupun kesiapsiagaan layanan kesehatan," kata Murti.

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan ditularkan melalui urine hewan terinfeksi, terutama tikus.

Penularan dapat terjadi melalui air, lumpur, tanah, atau makanan yang terkontaminasi, kondisi yang umum ditemukan di lingkungan pascabencana.

Kemenkes menilai, sanitasi yang buruk, genangan air, serta meningkatnya populasi tikus pascabanjir menjadi faktor utama meningkatnya risiko penularan.

Baca juga: Pengungsi Bencana Sumatera Diminta Waspadai Leptospirosis, Fatal Jika Terlambat Ditangani

Aktivitas masyarakat tanpa alat pelindung diri saat membersihkan rumah atau beraktivitas di area tergenang juga memperbesar peluang infeksi.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Dinas kesehatan daerah diminta untuk memantau tren kasus, melaporkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), serta melakukan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan peningkatan kasus.

Upaya pencegahan di tingkat masyarakat turut ditekankan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Media Asing Soroti Reaksi Tito Karnavian atas Bantuan Malaysia buat Banjir Aceh Bikin Netizen Murka
• 10 jam lalukompas.tv
thumb
Kamis, BMKG Prediksi Cuaca Sebagian Besar Indonesia Berawan Tebal dan Perubahan Cuaca
• 19 jam lalunarasi.tv
thumb
Cara Login dan Aktivasi ASN Digital
• 17 jam lalubisnis.com
thumb
Laksanakan Arahan Prabowo, Menteri Mukhtarudin Perkenalkan 8 Strategi untuk Pekerja Migran Indonesia
• 8 jam lalukompas.com
thumb
Prabowo Tinjau Posko Pengungsi Agam, Janjikan Hunian Sementara hingga Rumah Permanen 70 Meter Persegi
• 18 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.