Disorot Usai Kebakaran Maut, Perancah Bambu Hong Kong Dipertanyakan

metrotvnews.com
9 jam lalu
Cover Berita

Hong Kong: Hong Kong sedang mencoba berdamai dengan insiden kebakaran dahsyat di sebuah apartemen raksasa bertingkat tinggi di Distrik Tai Po, New Territories, pada akhir November lalu yang menewaskan sedikitnya 160 orang. Saat kebakaran terjadi, api membakar perancah bambu yang didirikan untuk pekerjaan pemeliharaan eksternal, serta jaring hijau yang dipasang di sekelilingnya.

Api bermula dari perancah luar salah satu menara 32 lantai di kompleks Wang Fuk Court, menyebar ke bagian dalam gedung dan kemudian ke 6 menara lainnya. Saat ini, tujuh blok apartemen tersebut sudah tidak layak huni, dan 2.500 warga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara.

Kebakaran ini menyoroti kontroversi mengenai korupsi, sistem alarm kebakaran, sistem renovasi bangunan serta material seperti perancah bambu dan jaring.

Baca Juga :

Gedung Diperiksa, Korban Tewas di Apartemen Hong Kong Bertambah jadi 159

Ketua Serikat Pekerja Perancah Bambu Hong Kong dan Kowloon, Ho Ping-tak  menolak gagasan bahwa perancah bambu adalah penyebab utama api menyebar begitu cepat selama kebakaran.

"Bambu tidak mudah terbakar kecuali terjadi kebakaran yang sangat hebat. Meskipun bambu merupakan bahan yang dapat terbakar, bambu tidak mudah tersulut api dan hanya akan terbakar jika terkena suhu tinggi serta nyala api yang sangat kuat," tegas Ho, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis 18 Desember 2025.

Penyebab kebakaran hingga kini masih dalam penyelidikan. Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee, telah meminta pembentukan komite independen untuk melakukan penyelidikan.

Sementara itu, pihak berwenang juga memerintahkan pencopotan jaring pelindung perancah bambu di ratusan gedung yang tengah menjalani proyek perawatan besar atau renovasi. Material tersebut hanya boleh digunakan kembali setelah lolos uji ketahanan terhadap api.

"Saat ini kami menilai bahwa penyebab api cepat menyebar adalah penggunaan jaring pelindung berkualitas rendah yang tidak memenuhi standar pencegahan kebakaran, serta pecahnya papan busa pada jendela, sehingga api dapat merambat masuk ke dalam ruangan," ungkap Sekretaris Keamanan Hong Kong Chris Tang.

Bambu ringan, murah, mudah diangkut, dan mudah didapat dari Tiongkok selatan. Perancah bambu adalah pemandangan umum di gedung-gedung tinggi di Hong Kong, meskipun Tiongkok daratan dan tempat-tempat lain di Asia sebagian besar sudah mulai menggunakan alternatif logam.

Pada bulan Maret lalu, sebuah memo dari Biro Pembangunan Hong Kong mencatat bahwa kota tersebut berencana untuk secara bertahap memperluas penggunaan logam. Pihak Serikat Pekerja mengatakan bahwa perancah bambu secara unik cocok dengan lanskap perkotaan Hong Kong.

"Seperti yang diketahui, Hong Kong merupakan salah satu kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Jarak antarbangunan sangat sempit sehingga tidak cocok menggunakan perancah logam. Struktur bangunan dan tata ruang di sini juga kompleks, sementara perancah bambu bersifat fleksibel dan dapat dipasang dengan cepat, sehingga sesuai dengan ritme operasional kota Hong Kong yang serba cepat," ujar Ho.

"Jika menggunakan perancah logam seperti di Tiongkok daratan, waktu pengerjaan akan jauh lebih lama. Oleh karena itu, dari segi waktu, efisiensi, dan biaya, perancah bambu jelas memiliki keunggulan tersendiri," tambah Ho.

Hong Kong masih terguncang oleh kebakaran besar di Wang Fuk Court, karena mayoritas penduduknya tinggal di kawasan bertingkat tinggi seperti di kawasan yang terbakar pada akhir November lalu tersebut.

Hingga kini, pekerja konstruksi masih terlihat bekerja di atas perancah bambu di berbagai sudut kota. Namun masa depan perancah bambu di Hong Kong kini menjadi semakin tidak pasti.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hasil Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo cs Tetap Tersangka
• 7 jam laludetik.com
thumb
Praktik Aborsi Ilegal di Jakarta Terbongkar Lagi, Pelaku Telanjur Tangani 361 Pasien
• 12 jam lalukompas.id
thumb
Dokter di Prancis Divonis Bui Seumur Hidup Usai Racuni 30 Pasien, 12 Tewas
• 4 jam laludetik.com
thumb
Della Puspita Akui Dirinya Diceraikan Arman Wosi, Tegaskan Tak Akan Melawan
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Rumus Baru UMP 2026, Mampukah Penuhi Kebutuhan Hidup Layak?
• 4 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.