Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mencatat kebutuhan anggaran untuk revitalisasi infrastruktur akibat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih akan terus bertambah.
Berdasarkan perhitungan sementara Kemenko Infrastruktur, total kebutuhan perbaikan infrastruktur bencana Sumatera mencapai Rp 51 triliun.
Namun, Menteri PU Dody Hanggodo, menyebut kebutuhan anggaran bisa lebih dari perhitungannya karena sejumlah daerah belum terdata terkait kerusakan infrastrukturnya.
“Pasti berubah [kebutuhan anggaran], karena tadi itu, begitu kita masuk [ke daerah yang belum terdata], pasti kita akan lebih [hitungannya] tahu lagi berapa sekolah yang rusak, berapa kantor camat, kantor desa, pesantren, masjid, gereja yang harus kita perbaiki,” kata Dody dalam Media Briefing di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Kamis (18/12).
Dody membeberkan, sejauh ini pemerintah telah merevitalisasi jalan, jembatan, sungai, irigasi sampai bendungan di ketiga provinsi yang terdampak bencana. Aceh menjadi daerah yang paling terdampak bencana tersebut.
“Per detik ini saya mengatakan yaitu angkanya (Rp 51 triliun). Dan kalaupun kita diminta pertanggungjawaban atas angka tersebut Insyaallah ada,” ujarnya.
Menurut catatan dia di Aceh terdapat 419 titik terdampak banjir dan 58 titik terdampak longsor. Kondisi ini menyebabkan tanggul jebol, jalan putus, jembatan putus, sampai jalan tergenang.
Sementara di Sumatera Utara, terdapat 180 titik terdampak banjir dan 126 titik terdampak longsor. Di Sumatera Barat, Kementerian PU mencatat terdapat 427 titik terdampak banjir dan 203 titik terdampak longsor.
Saat ini, Kementerian PU juga mengirim 402 relawan dari unsur Kementerian PU. Adapun detailnya adalah 234 relawan ke Aceh, 101 relawan ke Sumatera Utara, dan 67 relawan ke Sumatera Barat.
“PU itu kan rata-rata insinyur. Sebenarnya kita sudah punya sekitar 300 personel PU yang ada di 3 provinsi. Cuma karena kerusakan yang masif sampai dengan kecamatan-kecamatan sehingga kita merasakan kurang personel,” ujarnya.




