Jakarta: Sosok Sinterklas yang identik dengan pakaian merah, janggut putih, dan tawa khas “ho ho ho” ternyata bukan sekadar karakter fiksi. Di balik figur ikonik perayaan Natal ini, tersimpan kisah nyata tentang seorang tokoh sejarah yang hidup ratusan tahun lalu dan dikenal karena kebaikannya.
Sinterklas berakar dari sosok Santo Nicholas, seorang uskup yang hidup pada abad ke-4 di wilayah Myra, yang kini dikenal sebagai bagian dari Turki. Santo Nicholas dikenal luas sebagai pribadi yang dermawan dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama, terutama kepada anak-anak dan masyarakat kurang mampu. Terinspirasi dari Santo Nicholas Santo Nicholas kerap membantu orang miskin secara diam-diam. Salah satu kisah paling terkenal menyebutkan bahwa ia pernah melemparkan koin emas ke dalam rumah orang yang membutuhkan sebagai bentuk pertolongan tanpa mengharapkan imbalan. Dari sinilah tradisi memberi hadiah secara tersembunyi mulai dikenal. Penyebutan 'Sinterklas' dari Tradisi Belanda Di Belanda, Santo Nicholas dikenal dengan nama Sinterklaas. Tradisi ini kemudian dibawa oleh para imigran Belanda ke Amerika Serikat. Seiring waktu, pengucapan dan penyebutannya berubah menjadi “Santa Claus” dan semakin dikenal secara global.
Baca Juga :
Wajah Baru Perayaan Natal di Arab Saudi yang Kini Semakin TerbukaKisah Sinterklas membuktikan bahwa tradisi besar sering kali berawal dari tindakan kecil yang penuh makna. Di balik atribut meriah Natal, tersimpan pesan universal tentang berbagi, empati, dan kepedulian terhadap sesama.
Saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.
(Calista Vanis)



