Grid.ID - Bryan Domani kembali menjadi pemeran utama dalam film layar lebar berjudul Patah Hati yang Kupilih. Film ini menandai kembalinya Bryan ke genre drama romantis dengan cerita yang lebih dewasa dan emosional.
Film tersebut mengisahkan percintaan beda agama antara dua tokoh utama. Bryan Domani memerankan karakter Ben yang memiliki keyakinan Kristen, sementara lawan mainnya, Prilly Latuconsina memerankan karakter Alya dengan keyakinan Islam.
Tema perbedaan keyakinan dalam film ini disebut memiliki kemiripan dengan kehidupan pribadi Bryan. Ia diketahui sedang menjalin hubungan dengan Mawar de Jongh yang juga memiliki latar kepercayaan berbeda.
Saat ditanya apakah peran tersebut berkaitan dengan kehidupan aslinya, Bryan mengakui ada ketertarikan tersendiri pada ceritanya. “yang buat aku tertarik sama cerita ini karena bener perbedaan keyakinan atau agama itu pintu utamanya,“ ujar Bryan saat sesi wawancara di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/12/2025).
Meski memiliki benang merah dengan kehidupannya, Bryan merasa karakter Ben sangat berbeda dengan dirinya. “Aku gak pernah pacaran sama orang yang kaya keluarga Aliya, aku gak pernah tiba-tiba punya anak. Jadi kalau dibilang kemiripan ya semua karakter yang aku mainkan emang ada kemiripannya, tapi ini lumayan banyak perbedaan makanya aku tertarik,“ katanya.
Ia menambahkan bahwa perbedaan itulah yang justru membuatnya antusias terlibat dalam film ini. “Jadi mungkin emang ada kemiripan tapi jujur banyak perbedaan sama karakter Ben, dan itu kenapa aku sangat suka main di film ini,“ ucapnya.
Selain cerita dalam film, latar belakang keluarga Bryan juga kerap menjadi sorotan. Ia merupakan anak dari orang tua yang memiliki keyakinan berbeda sejak awal.
Bryan menilai bahwa perbedaan keyakinan tidak bisa disamaratakan bagi setiap orang. “Aku tidak bisa jawab secara personal karena semua orang beda-beda. Perbedaan keyakinan di sini itu hanya pintu karena pada akhirnya bisa atau enggaknya ya tergantung keluarga,“ kata pria berusia 25 tahun ini.
Ia menekankan bahwa kekuatan hubungan terletak pada usaha dan dukungan keluarga masing-masing. “Apakah itu sama-sama berjuang, apakah keluarganya aman atau enggak, sedalam apa,“ lanjutnya.
Bryan juga menyinggung bahwa perbedaan tidak hanya terjadi pada pasangan lintas agama. “Karena akupun tau beberapa cerita temanku yang satu agama pun bisa berbeda visi misi juga. Jadi emang pada akhirnya hanya kalian sama keluarga kalian aja yang tau,“ ujarnya.
Memerankan karakter Ben menjadi pengalaman baru bagi Bryan dalam mengeksplorasi romansa yang lebih dewasa. Ia merasa peran ini memberikan tantangan emosional yang berbeda dari film-film sebelumnya.
Ia pun menggambarkan hubungan cinta dalam film ini sebagai kisah yang jujur dan tidak egois. “akhirnya aku mendapatkan peran yang berada dalam sebuah hubungan cinta dewasa di film ini. Bagiku, di film ini, ini adalah cinta yang jujur dan tidak egois. Di film ini, penonton akan melihat perjalanan kedewasaan dari sebuah hubungan cinta,” tutupnya. (*)
Artikel Asli

