Jakarta, VIVA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk resmi menandatangani akta pemisahan (deed of spin-off) dengan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia).
Kesepakatan itu merupakan tonggak penting bagi penguatan pilar infrastruktur digital yang dimiliki Telkom sekaligus mengakselerasi implementasi strategi transformasi jangka menengah TLKM 30.
Langkah strategis ini menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem konektivitas digital merata di Indonesia.
InfraNexia juga diproyeksikan menjadi penggerak pertumbuhan baru yang akan memperkuat kinerja perusahaan melalui optimalisasi nilai strategis aset jaringan fiber optik nasional dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur digital.
Setelah dilakukan pengalihan sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity, InfraNexia akan memiliki lebih dari 50 persen dari total aset infrastruktur jaringan fiber Telkom yang meliputi segmen access, aggregation, backbone serta infrastruktur pendukung lainnya dengan nilai transaksi bisnis dan aset mencapai Rp35,8 trilliun pada fase spin-off pertama.
Sementara itu, fase spin-off kedua ditargetkan akan tuntas sepenuhnya pada tahun 2026 yang akan dilakukan secara transparan, penuh kehati-hatian dengan itikad baik dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Setelah transaksi ini, kepemilikan saham efektif Telkom di InfraNexia meningkat menjadi 99,97 persen, mempertegas posisi Telkom sebagai Pemegang Saham Pengendali.
Meski demikian, InfraNexia berkomitmen akan beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan wholesale fiber connectivity kepada pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup untuk memastikan tersedianya konektivitas berkualitas tinggi dengan jangkauan luas yang selaras dengan kapabilitas perusahaan.
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menyampaikan jika langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi TLKM 30 dalam mengoptimalkan monetisasi aset strategis untuk mempercepat penciptaan nilai.
Menurutnya, pendekatan yang diadopsi Telkom sejalan dengan praktik terbaik di industri secara global.
Sejumlah operator telekomunikasi global seperti seperti Telstra (Australia), Telecom Italia (TIM), Telefonica (Spanyol), O2 (Inggris) dan CETIN (Czech Republic) terbukti sukses meningkatkan efisiensi dan valuasi serta potensi kemitraan strategis melalui pembentukan entitas pengelola bisnis infrastruktur jaringan secara terpisah.
“Pemisahan bisnis wholesale fiber connectivity ke InfraNexia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan fokus bisnis, efisiensi operasional, dan nilai tambah dari aset infrastruktur fiber TelkomGroup,” kata Dian, Kamis, 18 Desember 2025.




/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2024%2F04%2F16%2Fa8e7b77d1c45d7e3e76ab12ed7ab104e-https___asset.kgnewsroom.com_photo_pre_2024_04_16_6ed530f5-6827-45eb-a5ac-8160593e3820_jpg.jpg)